TANJUNG SELOR, Headlinews.id– Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (Kormi) Provinsi Kalimantan Utara terus menunjukkan perkembangan positif dalam pembinaan olahraga masyarakat.
Meski baru berjalan kurang dari satu tahun, Kormi Kaltara berhasil mencatatkan sejumlah kemajuan, termasuk meraih peringkat 20 besar nasional pada Pekan Olahraga Masyarakat Nasional (Pornas) di NTB tahun lalu.
Ketua Kormi Kaltara, H. Achmad Djufrie, SE., MM, menyampaikan prestasi tersebut menjadi bukti tingginya potensi olahraga masyarakat di Kalimantan Utara.
Ia menegaskan komitmen Kormi untuk memperluas pembinaan sekaligus mendorong penambahan Induk Olahraga (Inorga) baru yang lebih sesuai dengan karakter budaya dan minat masyarakat.
“Prestasi di Pornas NTB menjadi kebanggaan sekaligus motivasi bagi kami untuk memperkuat pembinaan di seluruh daerah. Potensi Inorga di Kaltara sangat besar dan perlu kita dorong agar semakin berkembang,” ujar Djufrie, yang juga merupakan Ketua DPRD Kalimantan Utara.
Saat ini, Kaltara memiliki 33 Inorga yang tercatat di provinsi, masih jauh di bawah hampir 100 Inorga yang terdaftar di pusat. Atas dasar itu, Kormi Kaltara mendorong percepatan pendataan ulang dan pengusulan Inorga baru, termasuk olahraga tradisional yang menjadi bagian dari identitas daerah.
Beberapa usulan yang mengemuka di antaranya adalah olahraga memancing dan sumpit, dua cabang olahraga yang sudah diakui di tingkat nasional namun belum terlegalisasi sebagai Inorga resmi di Kaltara.
“Kaltara memiliki banyak potensi olahraga tradisional. Memancing dan sumpit merupakan contoh yang sangat dekat dengan masyarakat. Jika dilegalkan sebagai Inorga, pembinaannya bisa lebih terarah dan memiliki wadah kompetisi yang jelas,” jelasnya.
Selain itu, Djufrie menyoroti meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga berbasis komunitas yang bersifat santai dan mudah diakses, seperti lomba perahu dan berbagai permainan tradisional.
Menurutnya, tren ini menjadi momentum bagi Kormi untuk memperluas jangkauan kegiatan olahraga masyarakat yang inklusif.
“Olahraga masyarakat ini sederhana, merakyat, dan bisa dilakukan siapa saja. Justru inilah yang paling menyentuh langsung ke masyarakat. Kita perlu memperbanyak kegiatan semacam ini agar masyarakat semakin aktif,” tambahnya.
Hasil pembahasan dalam forum ini nantinya akan menjadi dasar pemetaan Inorga yang kurang berkembang, yang perlu mendapatkan perhatian lebih, serta pengembangan Inorga baru yang relevan dengan kebutuhan daerah.
Kormi Kaltara berharap dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, Inorga, dan komunitas masyarakat, agar pembinaan olahraga masyarakat di provinsi ini dapat berkembang lebih cepat.
“Dengan kerja sama semua pihak, kami yakin olahraga masyarakat di Kaltara akan semakin maju dan memberikan dampak positif bagi kesehatan, kebugaran, dan kebersamaan warga,” tutup Djufrie. (*)











