TANJUNG SELOR, Headlinews.id — Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk Kalimantan Utara kembali mengalami peningkatan pada 2025. Angka HLS bagi penduduk usia 7 tahun tercatat mencapai 13,31 tahun, naik dari 13,21 tahun pada tahun sebelumnya.
Kenaikan ini menunjukkan membaiknya peluang pendidikan bagi generasi muda, meski pemerataan layanan masih menjadi tantangan di sejumlah wilayah.
Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Utara, Rahman menilai tren positif tersebut merupakan bukti bahwa akses pendidikan mulai bergerak ke arah yang lebih baik.
Namun, menurutnya, kenaikan HLS belum sepenuhnya mencerminkan kualitas pendidikan yang merata di seluruh kabupaten dan kota.
Masih terdapat kawasan yang menghadapi hambatan berupa keterbatasan sarana, kekurangan tenaga pendidik, hingga akses transportasi yang belum memadai.
“Pergerakan angkanya menunjukkan peluang belajar yang terus bertambah, tetapi persoalan pemerataan fasilitas dan kualitas tenaga pendidik tetap menjadi pekerjaan besar di lapangan,” ujar Rahman.
Ia menjelaskan HLS tidak mengukur berapa lama seseorang benar-benar bersekolah, melainkan mencerminkan potensi pendidikan penduduk apabila kondisi saat ini berlanjut secara konsisten.
Dengan HLS mencapai 13,31 tahun, peluang pendidikan penduduk Kaltara berada setara dengan tingkat SMA kelas akhir atau jenjang awal pendidikan tinggi.
“Angka tersebut menunjukkan bahwa masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk mencapai pendidikan menengah atas, bahkan mulai menembus pendidikan tinggi. Tapi, peluang ini harus ditopang oleh sistem yang mampu menjaga kualitas pembelajaran,” jelasnya.
Rahman juga menyoroti ketimpangan layanan di daerah perbatasan, pedalaman, dan kawasan pesisir.
Ia menilai peningkatan angka statistik tidak akan berarti apabila masyarakat di wilayah tersebut masih berhadapan dengan keterbatasan ruang kelas, belum adanya jaringan internet, serta mobilitas guru yang tidak stabil.
“Pemerataan akses harus terus diperkuat agar perkembangan HLS tidak hanya menjadi data, tetapi benar-benar mencerminkan kondisi pendidikan masyarakat secara menyeluruh,” katanya.
Lebih jauh, Rahman menegaskan pentingnya strategi komprehensif yang mencakup pemerataan distribusi guru, peningkatan kompetensi pendidik, perbaikan infrastruktur, dan penguatan dukungan digitalisasi pembelajaran.
Menurutnya, setiap wilayah harus memperoleh peluang yang sama untuk berkembang, termasuk daerah yang sel selama ini masuk kategori sulit dijangkau.
“Harapan Lama Sekolah seharusnya menjadi pijakan pemerintah daerah untuk menyusun intervensi yang lebih terarah, sehingga seluruh warga di setiap wilayah merasakan manfaat pembangunan pendidikan,” tegasnya. (rn)











