TANJUNG SELOR, Headlinews.id – Anggota fraksi Golkar yang juga menjabat sebagai anggota Komisi III DPRD Kalimantan Utara, Aluh Berlian, menekankan perlunya inovasi dari setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di tengah keterbatasan anggaran APBD Tahun Anggaran 2026.
Pernyataan itu disampaikan dalam rangka menanggapi kondisi defisit sekitar Rp30 miliar yang tercatat dalam rancangan APBD 2026.
Aluh menyebutkan, saat ini pemerintah daerah tidak bisa hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat.
“Kita harus kreatif sekarang dengan kondisi ini. PAD kita yang ada mungkin bisa dikembangkan sehingga bisa menambah penerimaan daerah. Tidak ada jalan lain selain mengoptimalkan sumber daya sendiri,” ujarnya.
Ia menekankan efisiensi anggaran menjadi langkah utama agar kegiatan pemerintah tetap berjalan meski dana terbatas.
“Efisiensi anggaran artinya kita menggunakan kegiatan yang berskala prioritas saja. Yang paling penting diutamakan, kalau tidak perlu, bisa ditunda. Urusan wajib dulu seperti gaji ASN, pendidikan, dan kesehatan,” jelasnya.
Menurut Aluh, infrastruktur juga tetap menjadi perhatian pemerintah daerah, tetapi pelaksanaannya disesuaikan dengan skala prioritas dan fokus pada pemerataan pembangunan.
“Misalnya pembangunan di wilayah perbatasan, meski anggaran terbatas, kita tetap berusaha merata agar semua daerah mendapat manfaat,” tuturnya.
Selain efisiensi, Aluh juga menekankan perlunya penguatan inovasi di setiap OPD untuk meningkatkan PAD.
Beberapa langkah yang diusulkan antara lain optimalisasi pajak dan retribusi daerah, pemanfaatan aset daerah, serta pengawasan terhadap potensi pendapatan yang belum tergarap.
“Kebijakan yang menjadikan skala prioritas sebagai utama harus dijalankan. Ini harus dilakukan agar pemerintah daerah tetap bisa bergerak efektif meskipun APBD terbatas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Aluh menekankan pentingnya kolaborasi antar OPD dan sinergi dengan pemerintah provinsi maupun pusat.
Dengan cara ini, setiap program yang berjalan akan lebih tepat sasaran, efisien, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Ia berharap, inovasi dan pengelolaan PAD yang maksimal dapat menutup defisit anggaran serta mendukung kelancaran berbagai program pembangunan.
“Kita harus menggunakan anggaran sebaik-baiknya. Fokus pada kegiatan prioritas, perkuat PAD, dan optimalkan pengelolaan sumber daya yang ada. Dengan strategi ini, meski anggaran terbatas, pelayanan publik tetap berjalan, pembangunan daerah tetap berlanjut, dan masyarakat merasakan manfaatnya,” tutup Aluh. (*/saf)











