LANGKAH kecil yang ditempuh Andika Permana Raya (20) di halaman kampus IKIP PGRI Kalimantan Timur sebenarnya adalah perjalanan panjang yang berawal dari tepian Sungai Mahakam.
Pemuda asal Muara Muntai, kecamatan pedalaman di Kutai Kartanegara itu kini resmi duduk di bangku kuliah berkat Program GratisPol Pendidikan yang digulirkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Bagi warga Muara Muntai, jarak menuju perguruan tinggi tidak sekadar soal waktu tempuh, tetapi juga soal biaya dan kesempatan. Karena itu, ketika pengumuman GratisPol dibuka, Andika melihatnya sebagai pintu baru yang jarang terbuka bagi anak muda di kampungnya.
“Program ini peluang besar bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Banyak yang terhalang biaya, dan GratisPol memberi kesempatan untuk tetap bisa melanjutkan kuliah,” ujarnya, Senin (24/11/2025).
Sebagai mahasiswa semester pertama Pendidikan Kepelatihan Olahraga, ia masih menyesuaikan diri dengan ritme akademik dan lingkungan kota. Namun satu hal yang membuatnya lebih tenang adalah kepastian pembiayaan.
Melalui GratisPol, seluruh UKT ditanggung hingga semester delapan. Beban paling berat—biaya pendidikan—tidak lagi menghalanginya melangkah.
“UKT sudah ditanggung, jadi tinggal mengatur biaya hidup. Pembiayaan sampai semester delapan sangat membantu,” tuturnya.
Andika mengakui proses pendaftaran tidak serumit yang dibayangkan banyak orang di kampungnya. Syarat-syarat administratif disebutnya mudah dipenuhi selama calon mahasiswa benar-benar menyiapkan berkas dengan baik.
“Persyaratannya tidak sulit. Tergantung kesediaan setiap orang untuk mengurusnya,” katanya.
Kini, setiap kali mengikuti perkuliahan atau latihan di lapangan, Andika teringat teman-temannya di Muara Muntai—banyak di antaranya memiliki keinginan kuliah, tetapi belum menemukan jalan.
Ia berharap program tersebut tidak hanya berjalan di tahun ini, melainkan terus berlanjut agar lebih banyak generasi muda dari wilayah pedalaman dapat mengakses pendidikan tinggi.
“Banyak anak muda di luar sana yang belum dapat kesempatan. Dengan program ini, mereka bisa merasakan duduk di bangku perkuliahan,” ucapnya.
Ia bahkan mendorong calon mahasiswa dari berbagai daerah untuk tidak ragu mencoba mengikuti seleksi GratisPol. Menurutnya, kesempatan itu patut diperjuangkan.
“Bagi yang mau kuliah, silakan urus programnya. Yang penting kesediaan untuk mencoba, karena ada proses seleksi,” katanya.
Bagi Andika, diterima sebagai mahasiswa IKIP PGRI Kaltim sekaligus menjadi penerima GratisPol merupakan tonggak penting dalam perjalanannya. Ia menyebut dukungan pemerintah provinsi telah membuka jalur yang sebelumnya sulit ia capai.
“Terima kasih kepada Gubernur atas program ini. Bantuan ini sangat berarti,” ujarnya.
Di antara gedung kuliah, lapangan olahraga, dan suasana kota yang jauh lebih riuh dibanding kampung asalnya, Andika menjalani hari-hari barunya dengan keyakinan sederhana: kesempatan yang datang tidak boleh disia-siakan.
Adv/Diskominfo Kaltim










