TANJUNG SELOR, Headlinews.id – DPRD Bulungan memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang menyebut dua anggotanya terlibat pemukulan di salah satu kafe di Tanjung Selor. Ketua DPRD menegaskan kehadiran anggota dewan itu hanya kebetulan dan untuk tujuan mediasi kelompok tani.
Ketua DPRD Bulungan, Riyanto menjelaskan, dua anggota DPRD berinisial LB dan SL yang disebut dalam pemberitaan itu hadir di lokasi secara kebetulan. Mereka datang untuk minum kopi dan berdiskusi dengan sejumlah pihak terkait kelompok tani.
“Setelah kami membaca pemberitaan dan bertemu langsung dengan kedua anggota dewan, mereka mengklarifikasi bahwa kehadiran mereka hanya kebetulan saja. Tujuannya baik, hanya untuk ngobrol dan memfasilitasi pembicaraan kelompok tani,” ujar Riyanto, Kamis (13/11/2025).
Ia menambahkan, insiden pemukulan terjadi secara spontan dan di luar kendali anggota DPRD. Namun kedua oknum tersebut hanya mencoba melerai.
“Tiba-tiba ada yang datang spontan dan melakukan pemukulan. Pak LB justru langsung melerai dan mencegah agar korban tidak mengalami kekerasan lebih parah. Beliau tidak tahu apa persoalannya, hanya reflek untuk melerai,” jelasnya.
Riyanto menegaskan, DPRD tidak memiliki kepentingan apapun dalam peristiwa tersebut. Pihaknya menyampaikan permohonan maaf, lantaran masyarakat sudah dibuat gaduh akibat kejadian tersebut.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat jika pemberitaan ini membuat lembaga ikut terbawa-bawa. Masalah pengaduan di Polda silakan tetap berproses. Proses itu akan menuntaskan persoalan agar tidak meluas pemberitaannya bahwa anggota DPR ikut terlibat pemukulan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Bulungan, Sunaryo, juga memberikan klarifikasi terkait posisi anggota dewan dalam insiden tersebut. Ia mengakui anggota DPR memang hadir di lokasi kejadian, tetapi menekankan mereka tidak melakukan pemukulan.
“Sepanjang terkait pemukulan atau tidak, kami sudah melakukan klarifikasi internal dan mendapatkan pengakuan dari yang bersangkutan. LB hadir karena diundang temannya dan menegaskan tidak memukul, hanya sekadar melerai. Justru beliau menjadi tameng untuk mengamankan agar korban tidak dipukul lebih parah,” ujar Sunaryo.
Riyanto mengungkapkan, menurut keterangan kedua oknum ini, kejadian berlangsung sangat cepat.
“Belum lima menit LB dan SL berada di lokasi, proses pemukulan sudah terjadi. Mereka hadir secara kebetulan, langsung melerai, dan tidak terlibat dalam pemukulan,” jelasnya.
Sunaryo menambahkan, BK DPRD mendukung penuh proses hukum yang tengah berjalan. Namun ia berharap masalah tersebut tidak lantas dibesar-besarkan dengan membawa nama lembaga.
“Kami berharap jangan sampai kasus ini digeneralisasi seolah seluruh anggota DPR ikut melakukan pemukulan. Semua proses kami serahkan kepada aparat hukum. Mudah-mudahan ini bisa segera ditangani dan diselesaikan dengan baik,” katanya.
Kedua pejabat DPRD Bulungan ini menegaskan pentingnya pelurusan pemberitaan agar masyarakat tidak salah paham. Mereka juga menyampaikan permohonan maaf jika pemberitaan sebelumnya menimbulkan kesan negatif terhadap lembaga DPR.
“Kami berharap proses ini bisa diselesaikan dengan baik dan transparan. DPRD tetap mendukung penegakan hukum yang berlaku,” tutup Riyanto. (saf)










