TARAKAN, Headlinews.id – Dengan proyeksi kebutuhan air bersih yang terus meningkat, Pemerintah Kota Tarakan menilai pembangunan embung baru di wilayah utara menjadi langkah mendesak. Berdasarkan hasil kajian teknis, sumber air di Sungai Maya dengan debit sekitar 400 liter per detik dinilai paling potensial untuk memperkuat pasokan air baku bagi masyarakat dan kawasan industri yang terus berkembang.
Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes., mengatakan kebutuhan tambahan embung sudah menjadi hasil kajian panjang pemerintah daerah bersama instansi teknis terkait. Dari sisi perencanaan, proyeksi kebutuhan air bersih Tarakan diperkirakan akan meningkat signifikan dalam beberapa tahun ke depan, terutama di kawasan utara yang kini berkembang menjadi pusat permukiman baru dan kawasan industri.
“Berdasarkan perencanaan dan penilaian kami, dengan pertambahan penduduk, pertambahan pemukiman, dan industri di wilayah utara, memang ke depan seharusnya ditambah satu embung lagi,” ujar Khairul saat mendampingi kunjungan kerja Komisi V DPR RI di Bendungan Binalatung, Selasa (28/10/2025).
Ia menjelaskan, hingga saat ini Kota Tarakan mengandalkan beberapa embung utama seperti Embung Binalatung, Embung Indulung, dan Embung Bengawan. Namun, kapasitas embung-embung tersebut sudah mendekati batas optimal, sementara pertumbuhan kebutuhan terus meningkat dari waktu ke waktu.
“Kita tahu kota ini terus berkembang. Kalau tidak menambah embung, solusinya ya harus mendatangkan air dari seberang pulau. Tapi untuk jangka pendek, menurut saya pembangunan embung baru jauh lebih realistis dan efisien,” katanya.
Khairul menyebutkan, lokasi yang diusulkan pemerintah daerah untuk pembangunan embung tambahan berada di kawasan Sungai Maya, yang secara topografi dinilai layak dan memiliki debit air yang stabil. Berdasarkan hasil pengecekan lapangan oleh tim teknis, potensi debit air di Sungai Maya mencapai sekitar 400 liter per detik, jumlah yang dinilai cukup untuk menopang kebutuhan tambahan air baku bagi masyarakat.
“Kami sudah cek sumber airnya di Sungai Maya. Debitnya cukup bagus, sekitar 400 liter per detik, dan kualitas airnya juga masih sangat baik. Jadi ini bisa menjadi sumber air baku baru yang potensial,” jelasnya.
Selain kondisi sumber air yang mendukung, wilayah Sungai Maya juga termasuk dalam kawasan pengembangan utara yang saat ini tengah disiapkan menjadi pusat pertumbuhan baru di Tarakan. Karena itu, Khairul menilai pembangunan embung di kawasan tersebut akan berdampak strategis terhadap pemerataan pembangunan infrastruktur dasar.
“Wilayah utara ini sedang berkembang, baik untuk kawasan permukiman maupun industri. Jadi memang harus diantisipasi dari sekarang agar tidak menimbulkan masalah pasokan air di kemudian hari,” ujarnya.
Wali Kota menambahkan, dari sisi dokumen perencanaan, Pemerintah Kota Tarakan sebenarnya telah menyiapkan sejumlah dokumen teknis pendukung seperti Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED) untuk proyek embung tersebut. Namun, realisasi pembangunannya belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan anggaran daerah.
“DED dan studi kelayakannya sudah pernah disusun. Hanya saja memang terkendala anggaran, apalagi tahun depan anggaran kita berkurang karena sebagian dana daerah dialihkan ke pusat,” ungkapnya.
Ia berharap, dengan adanya kunjungan kerja Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur dan sumber daya air, usulan ini bisa menjadi perhatian pemerintah pusat.
Menurut Khairul, Pemkot Tarakan mendorong agar proyek embung Sungai Maya bisa dilaksanakan secara terpadu melalui skema pendanaan pusat, termasuk pembebasan lahan dan pekerjaan fisiknya.
“Biasanya kami membebaskan lahannya, kemudian Kementerian PUPR yang membangun. Tapi dengan kondisi fiskal saat ini, kami berharap bisa satu paket dari pusat, mulai dari pembebasan tanah sampai pembangunannya,” tuturnya.
Ia menjelaskan, kebutuhan lahan untuk pembangunan satu embung baru mencapai sekitar 10 hektare, sesuai dengan standar kapasitas tampungan air yang direkomendasikan oleh Kementerian PUPR.
“Minimal standarnya memang 10 hektare untuk satu embung. Ini sudah kami masukkan sebagai usulan prioritas karena kebutuhan air bersih adalah kebutuhan dasar yang sangat penting bagi masyarakat,” tegasnya.
Selain faktor kebutuhan air, kondisi geografis Pulau Tarakan yang tidak memiliki sungai besar juga menjadi pertimbangan utama. Sungai-sungai di Tarakan rata-rata berukuran pendek dengan debit terbatas, sehingga pembangunan embung menjadi satu-satunya pilihan yang logis untuk menjaga ketahanan air jangka panjang.
“Tarakan ini sungainya pendek-pendek, tidak ada aliran besar yang bisa dijadikan sumber utama. Jadi memang salah satu solusi utama adalah membangun embung,” ujarnya.
Wali Kota menambahkan, jika kebutuhan embung baru tidak segera diantisipasi, maka Tarakan berpotensi menghadapi tekanan serius terhadap suplai air bersih di masa mendatang. Terlebih, wilayah utara kini menjadi salah satu titik tumbuh ekonomi baru yang akan menyerap banyak penduduk dan aktivitas industri.
“Kalau tidak kita siapkan dari sekarang, nanti bisa jadi masalah besar. Apalagi dengan semakin banyaknya industri yang berkembang, tentu kebutuhan air bersih akan melonjak,” katanya.
Menurutnya, Pemkot Tarakan tetap berkomitmen untuk menyiapkan dukungan teknis dan administratif, termasuk proses perencanaan tata ruang dan kajian lingkungan hidup, agar rencana pembangunan embung tersebut dapat segera direalisasikan jika disetujui pemerintah pusat.
“Kalau nanti sudah disetujui, kami siap dari sisi perencanaan dan penataan ruangnya. Tinggal bagaimana dukungan pendanaan dan pelaksanaan fisiknya dari pusat,” tambahnya.
Ia menegaskan kembali, keberadaan embung baru di wilayah utara bukan hanya untuk memperkuat pasokan air baku, tetapi juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang menjaga keberlanjutan kota dalam menghadapi dinamika pertumbuhan.
“Embung ini tidak hanya untuk kebutuhan air minum, tetapi juga untuk pengendalian banjir dan ketahanan air jangka panjang. Jadi manfaatnya akan luas bagi masyarakat,” tutur Khairul.
Dengan kondisi geografis yang unik dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, Wali Kota menilai pembangunan embung tambahan adalah investasi strategis bagi masa depan Kota Tarakan.
“Kita ini kota pulau yang sedang tumbuh. Jadi menjaga ketahanan air itu bagian dari menjaga ketahanan kota. Kalau airnya cukup, pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat juga ikut meningkat,” pungkasnya. (saf)
