TARAKAN, Headlinews.id– TP PKK Kelurahan Kampung Enam bekerja sama dengan AYS Indonesia menggelar pelatihan pembuatan biopori di Taman Bermain Ramah Anak (TBRA), Selasa (7/10/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 40 pengurus PKK dan menjadi salah satu upaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan serta pengelolaan sampah organik.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan nilai gotong royong, tanggung jawab sosial, dan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang sehat bagi generasi mendatang.
Program ini merupakan bagian dari agenda rutin TP PKK Kelurahan Kampung Enam yang setiap tanggal 7 mengadakan rapat bulanan sekaligus pelatihan peningkatan kapasitas pengurus.
Kali ini, fokus kegiatan adalah pembuatan biopori, sebuah teknologi sederhana yang efektif dalam meningkatkan daya resap air tanah, mencegah genangan dan banjir, serta mengubah sampah organik menjadi kompos alami yang bermanfaat bagi tanaman.
Lurah Kelurahan Kampung Enam, Deden Halidin, SE, membuka pelatihan secara resmi. Deden menekankan bahwa keberhasilan program ini adalah buah dari kolaborasi antara pemerintah kelurahan, PKK, lembaga sosial, dan masyarakat.
“Kegiatan seperti ini bukan hanya pelatihan teknis. Ini adalah wujud nyata semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan. Pemerintah kelurahan mendukung penuh setiap inisiatif positif yang membawa manfaat langsung bagi warga, khususnya yang melibatkan ibu-ibu PKK sebagai agen perubahan. Saya berharap pelatihan ini menjadi inspirasi bagi RT, RW, dan kelompok masyarakat lain untuk mengembangkan program serupa,” ujar Deden.
Deden Halidin menambahkan, keberhasilan kegiatan ini juga tidak lepas dari dukungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tarakan, yang menyediakan sarana dan prasarana untuk praktik biopori. Kolaborasi ini menunjukkan sinergi antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan warga dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
“Program ini bukan hanya menumbuhkan kepedulian lingkungan, tapi juga menumbuhkan budaya gotong royong dan kepedulian sosial. Kami berharap setiap keluarga dan warga yang ikut serta dapat menjaga biopori yang dibuat, sehingga manfaatnya berkelanjutan,” kata Deden.
Ketua TP PKK Kelurahan Kampung Enam, Nila Safitri, S.Pd, menjelaskan pelatihan ini menjadi sarana pembelajaran praktis sekaligus memperkuat kapasitas organisasi dalam memberdayakan masyarakat.
“Kami rutin mengadakan pelatihan dan rapat setiap bulan. Kegiatan pembuatan biopori ini memberi keterampilan langsung yang bisa diterapkan di rumah atau lingkungan sekitar. Selain itu, kami berharap ibu-ibu PKK dapat menularkan ilmu ini kepada keluarga dan warga sekitar, sehingga kesadaran menjaga lingkungan meningkat,” tutur Nila.
Nila Safitri menambahkan, selain aspek lingkungan, pelatihan ini juga meningkatkan kapasitas personal peserta. “Peserta tidak hanya belajar secara teknis, tapi juga membangun rasa tanggung jawab dan disiplin dalam mengelola lingkungan. Ini bagian dari pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan nyata,” jelasnya.
Pelatihan diisi dengan praktik langsung membuat lubang biopori silindris. Peserta dibekali pengetahuan mulai dari pemilihan lokasi biopori yang tepat, teknik pengeboran, cara perawatan, hingga metode mengubah sampah organik menjadi kompos. Setiap peserta juga mendapatkan panduan pemeliharaan biopori agar fungsinya tetap optimal dalam jangka panjang.
Founder AYS Indonesia, yang hadir sebagai narasumber, menekankan pentingnya edukasi lingkungan berbasis masyarakat.
“Biopori adalah teknologi sederhana namun berdampak besar. Selain membantu mengurangi genangan dan memperbaiki kualitas tanah, biopori juga menjadi sarana pendidikan lingkungan bagi anak-anak dan masyarakat. Kami mengapresiasi inisiatif PKK Kampung Enam yang memanfaatkan TBRA sebagai lokasi pelatihan. Harapannya, program ini bisa berkelanjutan dan berkembang di seluruh wilayah Kota Tarakan,” ujarnya.
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang edukasi bagi anak-anak yang bermain di TBRA. Mereka dapat melihat langsung manfaat biopori dalam menyerap air hujan dan membantu menjaga kebersihan taman bermain. Hal ini diharapkan menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga lingkungan. (*)