TARAKAN, Headlinews.id – Gempa berkekuatan 4,8 magnitudo yang mengguncang Kota Tarakan pada Rabu (5/11/2025) sore menimbulkan kekhawatiran adanya gempa susulan.
Meski hanya berlangsung sekitar 10 detik, guncangan ini memicu respons cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan dalam mendata kerusakan, sekaligus meningkatkan kewaspadaan warga terhadap potensi risiko bencana di masa mendatang.
Kepala BMKG Tarakan, M. Sulam Khilmi, menjelaskan masyarakat perlu memahami prosedur tanggap darurat gempa untuk menjaga keselamatan diri dan lingkungan.
“Hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang, mengikuti prosedur standar operasional (SOP), dan tidak panik. Hindari menyebarkan informasi yang tidak jelas atau hoaks, serta selalu perbarui informasi resmi dari BMKG,” ujarnya.
Khilmi mengungkapkan, Tarakan termasuk wilayah yang rawan gempa karena adanya patahan aktif. Khilmi menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana.
Mulai dari memastikan keamanan bangunan, menyusun rencana evakuasi keluarga, hingga mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang.
BPBD Tarakan telah melakukan pendataan awal terkait kerusakan, termasuk rumah warga dan fasilitas publik yang terdampak.
Meski kerusakan tidak terlalu luas, pihak berwenang tetap mengimbau warga untuk waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang masih dapat terjadi.
“Kejadian ini kembali mengingatkan pentingnya edukasi kesiapsiagaan bencana. Pemahaman warga terhadap prosedur tanggap darurat, penanganan gempa, dan evakuasi menjadi kunci mengurangi risiko. Lingkungan yang aman dan respons cepat dapat menyelamatkan nyawa,” tambah Khilmi.
Terkait prediksi gempa susulan, Khilmi menekankan teknologi saat ini belum memungkinkan untuk menentukan kapan gempa akan terjadi. Namun, ia mengungkapkan Tarakan memiliki potensi gempa.
“Daerah ini memiliki potensi gempa, khususnya di sekitar sesar atau patahan aktif. Di Tarakan terdapat Patahan Tarakan yang menyimpan potensi gempa. Warga perlu selalu waspada dan memahami potensi ini,” pungkasnya.
BMKG Tarakan mencatat adanya lima gempa susulan pasca gempa utama. Gempa pertama terjadi pukul 23.21 WITA dengan magnitudo 2,7 SR, diikuti gempa kedua pukul 01.18 WITA (2,4 SR), gempa ketiga pukul 01.53 WITA (2,5 SR), gempa keempat pukul 04.32 WITA (2,5 SR), dan gempa kelima pukul 06.27 WITA (2,6 SR).
Semua gempa susulan terjadi di titik koordinat yang sama dengan gempa utama, yakni 3,29 LU, 117,75 BT, sekitar 18 km Tenggara Tarakan.
Khilmi menegaskan, gempa susulan memiliki magnitudo lebih kecil dibanding gempa utama, dan analisis menunjukkan guncangan ini tidak berpotensi tsunami.
“Walaupun getarannya terasa cukup besar, magnitudo gempa utama hanya 4,8 SR. Kondisi ini masih aman, sehingga tidak menimbulkan tsunami,” tandasnya. (saf)










