TARAKAN, Headlinews.id — Maraknya pencurian yang terjadi di sejumlah sekolah di Kota Tarakan membuat Polres setempat mengimbau pihak sekolah untuk memperketat pengamanan internal. Pelaku rata-rata masuk dengan cara mencungkil pintu atau jendela dan menargetkan ruang guru, ruang TU, atau ruangan yang diduga menjadi tempat penyimpanan barang berharga.
Kanit Pidana Umum Satreskrim Polres Tarakan, Ipda Eko Susilo, menyebut ada beberapa laporan pencurian yang masuk ke Polres maupun ke Polsek, termasuk Polsek Timur dan Polsek Barat. Menurutnya, laporan-laporan ini menunjukkan pola modus operandi yang hampir sama, meski TKP berada di lokasi yang berjauhan.
“Beberapa laporan sudah kami terima. Setiap kejadian selalu kami lakukan olah TKP untuk mengetahui cara masuk, barang apa saja yang diambil, serta kerusakan yang ditimbulkan. Kita juga mengecek apakah pelakunya sama atau berbeda, karena jarak sekolah-sekolah ini cukup jauh,” ujar Eko, Selasa (7/10/2025).
Eko menambahkan, pelaku biasanya menargetkan ruangan tertutup, seperti ruang guru, ruang TU, atau kantor sekolah yang memiliki barang berharga. Barang yang dicuri umumnya uang tunai, meski nominalnya tidak besar, serta perangkat yang mudah dijual. CCTV di sekolah hanya menyorot aktivitas di dalam ruangan, sehingga identifikasi pelaku terkendala dari sisi visual.
“Kita masih mendalami apakah pelaku residivis atau baru pertama kali melakukan pencurian. Indikasi awal menunjukkan mereka punya kebiasaan masuk ke ruangan tertutup atau mencungkil pintu untuk mengambil barang,” terang Eko.
Lebih lanjut, Eko mengimbau pihak sekolah agar menempatkan petugas keamanan tambahan, seperti satpam atau penjaga malam, serta menyiapkan SOP pengamanan internal yang ketat. Barang berharga sebaiknya disimpan di ruang khusus yang lebih aman dan tidak dibiarkan terbuka.
“Kami meminta pihak sekolah lebih waspada, terutama pada ruangan yang jarang digunakan. Tempatkan satpam atau penjaga malam secara bergilir, dan jangan menyimpan uang atau peralatan penting di ruang terbuka. Ini bagian dari langkah pencegahan agar pencurian tidak terjadi lagi,” imbuhnya.
Selain itu, tim Polres Tarakan tengah melakukan mapping terhadap dugaan pelaku dan memeriksa apakah ada keterkaitan antar-kejadian di sekolah berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tindak kejahatan dilakukan oleh satu kelompok atau beberapa orang.
“Kendala pasti ada, karena kami tidak selalu mengetahui identitas pelaku secara spesifik. Namun, melalui olah TKP dan pengumpulan bukti, kami optimis bisa mengungkap kasus ini dan memastikan semua pelaku diproses sesuai hukum,” ujar Eko.
Polres juga menekankan pentingnya koordinasi antara pihak sekolah dan kepolisian. Beberapa laporan tersebar di Polres maupun Polsek, sehingga pertukaran informasi dan penanganan bersama dilakukan agar penanganan lebih efektif.
“Dengan koordinasi yang baik antara Polres, Polsek, dan pihak sekolah, kita bisa meminimalkan risiko pencurian di sekolah. Sekolah juga diminta aktif dalam menjaga keamanan, bukan hanya mengandalkan pihak kepolisian,” kata Eko.
Eko menegaskan meski nilai barang yang dicuri tidak selalu besar, dampaknya terhadap proses belajar-mengajar bisa signifikan. Sekolah yang menjadi korban pencurian harus mengambil langkah cepat untuk memperbaiki fasilitas yang rusak dan memastikan keamanan siswa dan staf tetap terjaga.
Pihak Polres juga menekankan agar masyarakat sekitar sekolah turut berperan serta mengawasi lingkungan. Keberadaan warga yang peduli dapat mempersempit ruang gerak pelaku dan mempercepat pengungkapan kasus.
“Setiap orang bisa berkontribusi. Warga sekitar sekolah harus waspada, melaporkan kegiatan mencurigakan,” tegasnya. (saf)