TARAKAN, Headlinews.id — Satreskrim Polres Tarakan menetapkan lima orang tersangka dalam kasus pengeroyokan yang terjadi di sebuah kafe di Jalan Kusuma Bangsa. Kelima tersangka, berinisial RY, JJ, FS, MG, dan MT, saat ini telah diamankan dan ditahan setelah melalui proses penyidikan dan pemeriksaan yang didukung bukti rekaman CCTV. Korban dalam kasus ini berinisial SR.
Kanit Pidana Umum Satreskrim Polres Tarakan, Ipda Eko Susilo, menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari laporan korban yang diterima pihak kepolisian mengenai dugaan tindak pidana pengeroyokan yang terjadi di kafe tersebut pada 5 Oktober sekira pukul 02.30 WITA.
Polisi segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan penyelidikan dan penyidikan, termasuk peninjauan rekaman CCTV yang merekam aksi para tersangka.
“Ya terkait dengan kejadian atau tindak pidana pengeroyokan yang terjadi di salah satu kafe di Jalan Kusuma Bangsa, kami sudah melakukan penyelidikan dan penyidikan. Sampai saat ini lima orang tersangka sudah diamankan dan ditahan berdasarkan bukti CCTV yang kami sita,” jelas Ipda Eko.
Kelima tersangka diamankan di kediaman masing-masing dan kooperatif saat dipanggil ke kantor polisi. Setelah diperlihatkan rekaman CCTV, para pelaku mengakui perbuatan masing-masing. Penyidik pun melakukan pemeriksaan baik sebagai saksi maupun tersangka sebelum penetapan resmi dilakukan.
“Semua perbuatan sudah mereka akui. Berdasarkan pemeriksaan serta rekaman CCTV, mereka melakukan pemukulan secara bersama-sama terhadap korban,” tambahnya.
Peristiwa pengeroyokan ini menurut Ipda Eko dipicu oleh masalah sepele, yaitu saling pandang-memandang antara korban dan pelaku di lokasi kejadian. Posisi korban yang tidak sendirian diduga memicu teman-teman pelaku ikut melakukan pemukulan.
“Pemicu dari kejadian ini sebenarnya masalah saling pandang-memandang. Mungkin ada kesinggungan karena korban berada di sana tidak sendiri, sehingga teman-teman lain ikut melakukan pemukulan,” jelasnya.
Dalam pemeriksaan, pihak kepolisian juga menyinggung soal kemungkinan pelaku awalnya ingin melerai atau menghindari perkelahian. Namun, karena adanya kesinggungan dan keterlibatan beberapa orang, situasi berubah menjadi pengeroyokan.
“Terkait mau melerai, berdasarkan pemeriksaan, kami masih mendalami motifnya. Yang pasti ada kesinggungan karena saling melirik-melirik. Entah motif lain di dalamnya, kami belum ketahui,” ujar Ipda Eko.
Polisi telah menyita sejumlah barang bukti, termasuk satu baju milik pelaku yang terlihat dalam rekaman CCTV. Semua aksi dilakukan menggunakan tangan kosong. Korban, SR, mengalami luka robek di bagian dahi akibat pemukulan. Visum medis telah dilakukan untuk memastikan tingkat cedera korban sebagai bagian dari proses penyidikan.
“Terkait barang bukti, kami mengamankan satu baju pelaku berdasarkan rekaman CCTV. Semua perbuatan dilakukan dengan tangan kosong. Korban mengalami luka di jidat atau dahi. Hasil visum juga sudah kami peroleh,” terang Ipda Eko.
Penyidik masih mendalami motif di balik pengeroyokan tersebut. Meski pemicu awal hanya kesinggungan akibat saling pandang, pihak kepolisian belum menutup kemungkinan adanya faktor lain yang memicu aksi kekerasan. Selain itu, polisi juga tengah memetakan kemungkinan adanya pelaku tambahan yang terlibat.
“Motif pastinya masih kami dalami, tapi yang pasti perbuatan pemukulan telah dilakukan,” pungkas Ipda Eko Susilo. (saf)