TARAKAN, Headlinews.id – Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan kerja ke Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Selasa (28/10/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung kondisi infrastruktur sumber daya air serta mendengarkan aspirasi dan usulan pembangunan dari pemerintah daerah.
Salah satu agenda utama rombongan Komisi V adalah meninjau Bendungan Binalatung yang berlokasi di Jalan Pulau Flores, Kelurahan Kampung Satu Skip, Kecamatan Tarakan Tengah. Bendungan ini selama ini menjadi salah satu sumber utama pasokan air baku bagi warga Tarakan.
Rombongan dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, yang datang bersama sejumlah anggota Komisi V serta perwakilan dari beberapa direktorat jenderal di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Turut hadir pula Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air, Ir. Birendrajana, M.T., yang mendampingi selama peninjauan lapangan berlangsung.
Dalam kesempatan itu, Komisi V menerima sejumlah masukan dari Pemerintah Kota Tarakan terkait kebutuhan peningkatan infrastruktur air bersih. Salah satunya adalah usulan pembangunan embung baru untuk memperkuat sistem penyediaan air baku yang saat ini sudah mulai terbebani.
“Kemarin waktu kami rapat di Balai Kota, disampaikan ada kebutuhan untuk membangun embung baru. Sekarang kan sudah ada lima, tapi masih dibutuhkan satu lagi,” ujar Syaiful Huda di sela-sela kunjungan.
Saat ini Pemerintah Kota Tarakan juga tengah mengusulkan pembangunan embung baru di Sungai Maya, Kecamatan Tarakan Utara. Menurutnya, permintaan itu sangat relevan dengan kondisi Tarakan saat ini yang tengah mengalami pertumbuhan pesat di berbagai sektor. Banyak kawasan permukiman baru dan industri yang mulai berkembang, sehingga kebutuhan air bersih juga meningkat signifikan.
“Sebenarnya ini terkait dengan kebutuhan masyarakat yang terutama karena banyak tumbuh perumahan dan industri baru yang butuh air. Karena itu nanti kita pertimbangkan untuk kita diskusikan di Komisi V,” jelasnya.
Huda menegaskan, aspirasi tersebut akan dibahas lebih lanjut di tingkat komisi untuk dikaji kemungkinan masuk dalam program prioritas nasional. Ia menyebutkan Komisi V akan berupaya mendorong sinergi antara pemerintah pusat dan daerah agar pembangunan infrastruktur air di Tarakan bisa segera direalisasikan.
“Semua usulan akan kita bahas nanti di Komisi V. Kalau ini bisa masuk bagian dari kegiatan prioritas, tentu akan kami perjuangkan,” tegasnya.
Selain membicarakan rencana pembangunan embung baru, Syaiful Huda juga menyoroti kondisi Bendungan Binalatung yang dinilai perlu segera dilakukan perbaikan, terutama pada bagian pintu air. Ia juga menyampaikan pentingnya membangun embung tambahan seperti Embung Binalatung 2 dan 3 untuk mendukung kapasitas bendungan yang ada saat ini.
“Terkait dengan keadaan eksisting di bendungan ini, kita ingin ada beberapa agenda ke depan yang dilakukan, termasuk perbaikan pintu bendungan dan pengembangan embung tambahan di atas bendungan Binalatung,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Ir. Birendrajana, M.T., mengatakan perbaikan pintu intake bendungan menjadi fokus utama pemerintah dalam waktu dekat. Hal ini karena Bendungan Binalatung memegang peran penting sebagai sumber utama air baku Kota Tarakan.
“Binalatung ini salah satu sumber utama air baku di Tarakan. Kami harapkan perbaikan intake-nya bisa segera dilakukan. Targetnya pertengahan November sudah tuntas,” ujar Birendrajana.
Birendrajana juga mengakui, pekerjaan di lapangan kerap menghadapi kendala teknis akibat tingginya curah hujan di Tarakan. Proses pemasangan pintu air memerlukan kondisi kering karena dilakukan di dalam air, sehingga harus menunggu cuaca mendukung.
“Curah hujan di Tarakan ini tinggi, sekitar 4.000 milimeter per tahun. Jadi kalau hujan tentu akan agak menghambat pekerjaan di lapangan. Tapi pintu airnya sudah siap, tinggal menunggu kondisi kering untuk pemasangan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, selama perbaikan berlangsung, pasokan air untuk masyarakat Tarakan masih akan disuplai dari beberapa embung lain seperti Embung Rawasari, Embung Bengawan, dan Embung Indulung.
“Untuk sementara, suplai air dilayani dari embung-embung yang lain sambil menunggu perbaikan pintu intake Binalatung selesai,” katanya.
Lebih jauh, Birendrajana memaparkan hingga tahun 2045, Kementerian PUPR merencanakan pembangunan enam embung baru di wilayah Tarakan untuk memperkuat ketahanan air jangka panjang. Namun, ia menekankan bahwa rencana itu sangat bergantung pada kesiapan pemerintah daerah dalam menyelesaikan studi kelayakan, desain, dan pembebasan lahan.
“Kalau embung-embung tambahan ini akan jauh lebih efisien dibandingkan membangun bendungan besar. Tapi tentu saja bergantung pada kesiapan pemerintah daerah, termasuk pembebasan tanahnya,” jelasnya.
Salah satu yang diharapkan dapat segera dikembangkan adalah Embung Sungai Maya, yang disebut memiliki potensi besar untuk menambah suplai air baku bagi Tarakan. Namun hingga kini, proyek tersebut belum bisa dimulai karena kendala pembebasan lahan.
“Embung Sungai Maya itu sangat potensial, tapi lahannya memang belum bebas. Jadi mungkin tahun 2026 belum bisa kita mulai,” tandasnya. (saf)










