SAMARINDA, Headlinews.id – Program Gratiskan Iuran Sekolah dan Perguruan Tinggi (Gratispol) yang digagas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Tidak hanya membantu siswa dan mahasiswa, program ini dinilai memberikan dampak positif langsung bagi satuan pendidikan.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Samarinda sekaligus MKKS Provinsi Kaltim, Dr. Abdul Rozak Fahruddin, M.Pd., mengatakan Gratispol membawa dampak positif bagi sekolah.
Menurutnya, bantuan dari pemerintah provinsi sangat penting untuk mendukung kebutuhan pembiayaan yang tidak seluruhnya dapat ditanggung melalui dana BOS nasional.
“Ini program yang sangat positif. Sekolah mendapatkan tambahan sumber pembiayaan dari pemerintah provinsi, di luar bantuan operasional pusat,” ujar Rozak yang juga Kepala SMA Negeri 16 Samarinda, Jumat (21/11/2025).
Ia menjelaskan, selama ini satuan pendidikan mengandalkan Dana BOS Nasional untuk membiayai kebutuhan rutin sekolah. Namun Pemprov Kaltim juga memberikan Bantuan Operasional Daerah (BOSP), yang kini ditambah melalui skema Gratispol. Jika digabungkan, SMA menerima sekitar Rp3,5 juta per siswa per tahun.
“Dari provinsi saja untuk SMA itu sekitar Rp1,8 sampai Rp1,9 juta. Sisanya dari pusat. Jumlah itu sangat membantu,” jelasnya.
Selain bantuan operasional, sekolah juga mendapat dukungan dalam bentuk perlengkapan siswa. Melalui Gratispol, peserta didik akan menerima satu paket perlengkapan berupa seragam putih-abu-abu, topi, sepatu, hingga tas.
“Ini amunisi baru bagi kami. Pakaian lengkap satu stel, sepatu, tas—semua disediakan. Sekolah tinggal menerima barang jadinya. Tidak perlu laporan pertanggungjawaban. Bahkan ukuran siswa sudah didata untuk menghindari kekecilan atau kebesaran,” tuturnya.
Informasi yang diterima pihak sekolah, penyaluran perlengkapan siswa dijadwalkan mulai November.
Saat ini, terdapat 17 SMA negeri, 20 SMK negeri, dan sekitar 25 SMA swasta di Samarinda yang masuk dalam koordinasi MKKS. Secara keseluruhan, program diharapkan memberi dampak merata bagi satuan pendidikan di berbagai wilayah Kaltim.
Rozak juga berharap ke depan porsi bantuan Gratispol dapat ditingkatkan. Menurutnya, sekolah membutuhkan dukungan lebih besar, terutama untuk kegiatan ekstrakurikuler yang kerap menuntut biaya kompetisi.
“Kami ingin tidak menarik biaya dari orang tua. Kalau bantuan bisa ditambah, pembiayaan untuk peningkatan kompetensi siswa dapat lebih maksimal. Kami juga berharap pakaian sekolah ke depan bisa lengkap—mulai batik, kaos, sampai tas—dan dibagikan sejak awal tahun ajaran supaya lebih Jospol,” katanya.
Rektor IKIP: Bantu Mahasiswa, Dosen, dan Kualitas Kampus
Dukungan terhadap program Gratispol juga datang dari perguruan tinggi. Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Kalimantan Timur, Drs. H. Suriansyah, M.Pd., menilai program ini secara nyata memperluas akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa, terutama mereka yang terkendala biaya.
Menurut Suriansyah, Gratispol bukan hanya meringankan beban UKT mahasiswa, tetapi juga memberi dampak langsung terhadap mutu kampus dan kualitas tenaga pendidik.
“Gratispol ini sangat membantu. Bukan hanya mahasiswanya, tetapi kampus juga terbantu. Karena mahasiswa yang sebelumnya terkendala biaya kini bisa lebih fokus kuliah, sehingga kegiatan akademik berjalan lebih baik,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kebijakan Pemprov Kaltim yang turut membuka peluang bantuan pendidikan bagi dosen. Menurutnya, terdapat dukungan bagi tenaga pengajar yang ingin melanjutkan studi ke jenjang S2 maupun S3, yang secara jangka panjang akan berdampak pada kualitas pendidikan di IKIP.
“Alhamdulillah dosen yang ingin melanjutkan S2 dan S3 ikut terbantu. Ini sangat penting bagi pengembangan mutu pendidikan tinggi di Kaltim,” kata Suriansyah.
Selain itu, meningkatnya jumlah mahasiswa penerima Gratispol membuat perguruan tinggi dapat menjalankan lebih banyak kegiatan akademik, pelatihan, hingga riset berbasis kampus yang selama ini terkendala pembiayaan mahasiswa.
“Kalau akses mahasiswa meningkat, kampus juga bergerak lebih dinamis. Suasana akademik lebih hidup, program pengembangan mahasiswa lebih bisa dijalankan,” tambahnya.
Ia berharap keberlanjutan program Gratispol mampu menjadikan Kaltim semakin kuat dalam menyiapkan SDM berkualitas, terlebih menghadapi tantangan pembangunan daerah dan kebutuhan kompetensi di masa depan.
Dengan dukungan bagi sekolah, guru, siswa, mahasiswa, hingga dosen, program Gratispol dinilai menjadi salah satu terobosan pendidikan terbesar yang pernah dijalankan Pemprov Kaltim, sekaligus langkah penting memperkuat pemerataan akses pendidikan di seluruh kabupaten dan kota. (Adv/Diskominfo Kaltim)










