SAMARINDA, Headlinews.id — Hingga awal November 2025, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menyalurkan insentif kepada 23.007 guru non-aparatur sipil negara (non-ASN) di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, TK, SD, hingga SMP, baik negeri maupun swasta. Total anggaran yang terserap mencapai Rp68,3 miliar dari total alokasi Rp76,6 miliar.
Program ini merupakan wujud perhatian pemerintah provinsi terhadap guru non-ASN yang telah mengabdikan diri mendidik anak-anak Kaltim, sekaligus meringankan beban finansial mereka. Insentif diberikan sebesar Rp500 ribu per bulan, terhitung mulai Juli hingga Desember 2025.
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud mengatakan, pemerintah terus memastikan seluruh guru yang berhak menerima bantuan ini dapat mencairkan insentif tepat waktu.
“Kami pastikan semua guru yang berhak menerima insentif bisa cair tahun ini. Ini untuk meringankan beban mereka, supaya bisa lebih fokus mendidik anak-anak,” ujar Rudy, saat ditemui Jumat (14/11/2025).
Rudy menambahkan, masih ada sekitar Rp8 miliar yang tersedia untuk guru non-ASN yang belum terdata. Pemerintah mendorong guru-guru yang merasa berhak untuk segera mengajukan verifikasi melalui dinas pendidikan setempat.
“Dana masih tersedia. Jadi bagi guru yang belum menerima, segera lapor agar tidak tertinggal,” ujarnya.
Ia menegaskan, program insentif ini bukan hanya soal uang, tetapi juga bentuk apresiasi dan penghargaan bagi guru yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga mereka untuk pendidikan anak-anak Kaltim.
Menurut Rudy, guru memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan masa depan generasi muda. “Bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban guru, sehingga mereka bisa mengajar dengan lebih tenang dan fokus,” kata gubernur.
Pemerintah juga menekankan program ini adalah bagian dari janji politik yang diwujudkan, agar tenaga pendidik ASN maupun non-ASN merasa dihargai dan adil.
“Semua guru harus mendapatkan perhatian yang sama. Ini salah satu cara menghargai dedikasi mereka,” tambahnya.
Selain itu, program ini diharapkan mendorong motivasi guru non-ASN dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan kesejahteraan guru yang lebih baik, anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang optimal dan siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Pemerintah provinsi juga terus melakukan pendataan dan verifikasi untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Rudy mengimbau guru-guru yang belum menerima insentif untuk segera mengurus dokumen agar proses pencairan bisa berjalan lancar.
“Kalau guru senang dan bisa mengajar dengan fokus, anak-anak pun akan lebih termotivasi belajar. Ini penting untuk kualitas pendidikan di Kaltim,” katanya.
Selain meringankan beban guru, insentif ini juga diharapkan dapat mendukung pengembangan sekolah, termasuk kegiatan ekstrakurikuler, pembelian alat pendidikan, dan peningkatan sarana belajar.
Program ini menjadi bukti nyata perhatian pemerintah terhadap tenaga pendidik, yang berperan penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia daerah.
Dengan tercapainya penyaluran insentif ini, Pemprov Kaltim menargetkan tercipta pendidikan yang lebih merata, guru lebih semangat, dan generasi muda siap menghadapi tantangan di masa depan.
Program ini juga menjadi simbol keberpihakan pemerintah kepada tenaga pendidik, yang merupakan ujung tombak dalam mencetak generasi unggul dan berdaya saing. (adv/diskominfo Kaltim)










