SAMARINDA, Headlinews.id— Setiap fajar menyingsing, langkah Muhammad Zikri sudah terdengar di pelataran Masjid Al-Husna. Dialah yang menata sajadah, memeriksa kebersihan ruangan, hingga memastikan pengeras suara siap dipakai untuk mengumandangkan adzan.
Sejak lima tahun lalu, pemuda yang datang merantau ke Samarinda ini menjalani peran sebagai marbot tanpa pernah membayangkan ada perjalanan besar yang menantinya.
Zikri tiba di Samarinda pada 2019 dan menetap setahun kemudian. Tanpa banyak rencana, ia langsung tinggal di lingkungan masjid dan membantu kegiatan harian.
Dari situlah ia memulai pengabdian yang ia anggap sebagai panggilan hati. Rutinitas itu mengisi hari-harinya yang hening, sederhana, namun penuh makna.
Hingga suatu hari, kedatangan pendamping program dari Pemerintah Provinsi Kaltim mengubah segalanya. Mereka menyampaikan bahwa namanya direkomendasikan sebagai peserta program umrah gratis melalui Jospol.
Kabar itu membuatnya tertegun, tak pernah terlintas bahwa pengabdian di masjid akan membawanya pada kesempatan istimewa itu. Zikri mengaku sempat tak percaya.
“Tidak disangka-sangka. Saya bersyukur sekali mendapat rekomendasi dari pengurus, padahal banyak yang lebih tua dan lebih lama mengabdi,” tuturnya, Sabtu (29/11).
Baginya, ada banyak marbot yang lebih senior, termasuk Ustaz Ghazali yang lebih dulu masuk dalam daftar. Dukungan jamaah yang terus berdatangan kemudian membuat langkahnya terasa semakin mantap.
Keberangkatan umrah menjadi pengalaman “pertama” dalam banyak hal. Pertama kali ia naik pesawat, pertama kali meninggalkan Indonesia, dan pertama kali melihat ribuan jamaah berkumpul dalam satu tempat untuk beribadah. Ia masih mengingat detik-detik ketika pesawat lepas landas, Zikri merasa tegang sekaligus takjub.
Setibanya di Tanah Suci, ia harus cepat menyesuaikan diri. Cuaca panas di bulan Oktober, keramaian jamaah dari berbagai negara, serta padatnya jadwal ibadah membuat hari-harinya di sana terasa berbeda dari keseharian di Masjid Al-Husna.
“Di sana, Masya Allah, ribuan orang salat bersama. Suasananya luar biasa, berbeda sekali dengan di sini. Komunikasi dengan orang luar juga kadang membingungkan, tapi itu pengalaman yang sangat berharga,” ujarnya.
Semua kebutuhan perjalanannya ditanggung oleh Pemprov Kaltim melalui program Jospol, mulai dari tiket, paspor, akomodasi, konsumsi, hingga transportasi. Ia hanya menyiapkan sedikit uang untuk keperluan pribadi.
Pengalaman itu menjadi titik penting dalam hidup Zikri. Ia merasakan betapa pengabdian yang dilakukan dengan tulus bisa berbuah perjalanan yang begitu menggetarkan.
Program Jospol baginya bukan sekadar bantuan, tetapi bentuk penghargaan nyata bagi para penjaga rumah ibadah yang selama ini bekerja dalam diam.
“Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Gubernur, Wakil Gubernur, dan seluruh jajaran Pemprov Kaltim. Program ini memberikan manfaat yang belum pernah kami rasakan sebelumnya. Mudah-mudahan segala program pemerintah ini terus dimudahkan dan bisa berkembang lagi,” tutupnya. (adv/diskominfo kaltim)










