RIBUAN langkah kecil yang ia jalani selama lebih dari satu dekade di Gereja Katolik Santo Pius, Tenggarong, kini mengantarkan Syahri pada pengalaman besar: kesempatan melakukan perjalanan religi melalui Program Jospol, sebuah bentuk penghargaan bagi penjaga rumah ibadah di Kalimantan Timur.
Setiap pagi, sebelum jemaat tiba dan sebelum lonceng gereja dibunyikan, Syahri sudah berada di halaman gereja. Ia mengecek pintu, menyapu halaman, menata altar, dan memastikan ruang ibadah siap menyambut umat. Rutinitas ini telah dijalaninya sejak 2012, penuh kesungguhan meski jarang terlihat orang.
“Selama lebih dari sepuluh tahun, saya menjalani tugas ini tanpa pamrih. Menjaga gereja itu bagi saya ibadah, sekaligus bentuk pelayanan kepada jemaat,” ucap Syahri, Sabtu (29/11/2025).
Beberapa minggu terakhir, kesehariannya terasa berbeda. Namanya masuk dalam daftar calon penerima perjalanan religi lewat Program Jospol, yang memberi kesempatan para penjaga rumah ibadah melakukan ziarah atau perjalanan keagamaan. Syahri mengaku awalnya tak menyangka namanya didaftarkan.
“Saya dimasukkan oleh Pak Frans dari sekretariat gereja. Saya ikut saja, tidak menyangka bisa terpilih. Rasanya campur aduk, senang tapi juga deg-degan,” tambahnya.
Jadwal keberangkatan Syahri masih menunggu gelombang kedua. Meski begitu, ia sudah mempersiapkan berbagai dokumen, termasuk memperbarui NPWP yang sempat terkendala saat pergantian perangkat. Menurutnya, dukungan pengurus gereja membuat proses pendaftaran berjalan lancar.
Bagi Syahri, Program Jospol bukan sekadar fasilitas perjalanan. Lebih dari itu, program ini menjadi bentuk penghargaan nyata atas pengabdian yang sunyi namun krusial, memastikan kenyamanan umat yang beribadah.
Ia menilai kesempatan ini menambah wawasan spiritual sekaligus pengalaman hidup yang berharga.
“Program ini sangat berarti. Selama ini kami bekerja tanpa banyak orang melihat, tapi kini ada penghargaan nyata. Kesempatan seperti ini membuat pengabdian kami terasa dihargai,” ujarnya.
Syahri berharap Program Jospol dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak penjaga rumah ibadah di Kalimantan Timur.
Kesempatan yang ia terima menjadi bukti bahwa dedikasi yang tulus akan membawa pengalaman yang tak terlupakan dan inspirasi bagi orang lain.
“Semoga program ini bisa berlanjut, supaya banyak teman-teman penjaga rumah ibadah juga merasakan manfaatnya,” tutup Syahri. (Adv/Kominfo Kaltim)










