MENEMPUH pendidikan tinggi di perantauan selalu menjadi tantangan bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi.
Namun bagi Glenn Surya Saputra, mahasiswa semester 1 Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Kalimantan Timur, program Gratispol dari Pemerintah Provinsi Kaltim memberikan jalan keluar yang nyata.
Berasal dari Kutai Barat, Glenn kini menempuh kuliah sambil tinggal di kos di Samarinda. Kehidupan sebagai mahasiswa perantauan tentu membawa biaya tambahan, mulai dari kos, makan, transportasi, hingga kebutuhan sehari-hari.
Dengan adanya beasiswa Gratispol, semua itu dapat terbantu secara signifikan.
“Program Gratispol ini sangat membantu saya pribadi, karena bisa mengurangi beban biaya dari orang tua dan juga biaya hidup di sini,” kata Glenn dengan senyum lega.
Ia menambahkan, program ini memungkinkan dirinya lebih fokus belajar dan menjalani kehidupan perkuliahan tanpa terus memikirkan tekanan finansial.
Program Gratispol sendiri sudah diluncurkan beberapa waktu lalu oleh Gubernur Rudi Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji. Setelah pencairan dilakukan, mahasiswa yang telah membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) akan mendapatkan pengembalian biaya.
Glenn sendiri sudah terdaftar sebagai penerima beasiswa dan tinggal menunggu proses pencairan dana dari kampus.
“Dari pihak kampus sudah disampaikan juga, tapi semua pengurusan dilakukan oleh kampus, jadi kami sifatnya menunggu,” jelasnya.
Ia mengaku senang karena prosesnya transparan dan tidak rumit, sehingga mahasiswa bisa fokus pada kegiatan belajar dan adaptasi di lingkungan kampus.
Bagi Glenn, Gratispol bukan sekadar bantuan biaya kuliah. Lebih dari itu, program ini memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi tanpa hambatan, sekaligus meringankan beban orang tua.
“Semoga Gratispol ini bisa bertahan lebih lama, lebih sukses juga untuk pelaksanaan ke depannya,” kata Glenn.
Ia juga menekankan rasa terima kasihnya kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim atas perhatian terhadap pendidikan generasi muda di provinsi ini.
Sehari-hari, Glenn mengatur waktunya antara kuliah, latihan fisik, dan belajar mandiri di kos. Kehidupan perantauan memang menuntut kemandirian, tetapi dengan dukungan program seperti Gratispol, ia dapat menyesuaikan diri lebih mudah.
“Dengan bantuan ini, saya bisa lebih fokus belajar, menabung untuk kebutuhan penting, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian atau praktik lapangan,” ujarnya.
Selain meringankan biaya kuliah dan hidup, Glenn menilai beasiswa ini juga meningkatkan motivasi dan semangat belajar. Ia merasa lebih percaya diri untuk meraih prestasi akademik maupun nonakademik di kampus.
Program ini juga memungkinkan mahasiswa dari berbagai daerah di Kaltim, termasuk Kutai Barat tempat ia berasal, untuk menempuh pendidikan tinggi dengan layak dan setara dengan mahasiswa lain dari kota besar.
Melalui program Gratispol, mahasiswa seperti Glenn dapat lebih fokus mengembangkan diri, menyiapkan masa depan, dan meraih cita-cita tanpa harus terbebani masalah biaya perkuliahan maupun biaya hidup selama di perantauan.
Menjadi bukti nyata perhatian pemerintah provinsi terhadap kualitas sumber daya manusia, sekaligus menjadi investasi jangka panjang bagi pembangunan Kalimantan Timur.
Glenn mengaku beasiswa ini bukan hanya meringankan finansial, tapi juga membuka peluang bagi generasi muda Kaltim untuk meraih pendidikan tinggi dengan layak, mandiri, dan lebih percaya diri.
“Program ini memberi kesempatan yang sama bagi semua anak daerah untuk mengenyam pendidikan tinggi, tanpa terkendala biaya,” katanya.
Dengan bantuan seperti ini, harapan keluarga dan mahasiswa untuk meraih pendidikan tinggi lebih realistis.
“Semoga Gratispol terus berjalan dan semakin banyak anak muda yang terbantu. Dengan begitu, pendidikan di Kaltim bisa lebih merata, dan kami bisa menyiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik,” harapnya.
(Adv/Diskominfo Kaltim)










