SAMARINDA, Headlinews.id – Meski alokasi anggaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur turun dari Rp3 triliun menjadi Rp2,7 triliun, Kepala Disdikbud, Armin menegaskan seluruh program strategis pendidikan tetap berjalan tanpa pengurangan, termasuk program GratisPol untuk mahasiswa S1, S2, dan S3 yang telah disiapkan anggaran Rp1,4 triliun melalui Biro Kesra.
“Yang jelas kalau untuk GratisPol tidak ada masalah. Tidak ada pengurangan. Termasuk pakaian seragam tetap ada. Jadi seluruh siswa yang berhak tetap mendapatkan fasilitas pendidikan,” ujar Armin di Samarinda, Senin (8/12/2025).
Armin menjelaskan meskipun terjadi efisiensi anggaran, prioritas tetap pada program-program yang mendukung visi Gubernur Kaltim, terutama untuk pendidikan unggulan.
Tahun depan, alokasi anggaran disesuaikan dengan jumlah siswa baru, sehingga setiap penerima manfaat dapat menikmati fasilitas pendidikan yang lengkap.
“Kalau kita untuk GratisPol, yang berhubungan dengan pakaian seragam, itu menyesuaikan jumlah siswa baru. Jadi tinggal lihat berapa nanti siswa baru, itu kita anggarkan. Tapi prediksinya kurang lebih sama saja, tidak ada pengurangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Armin menekankan program pendidikan di Kaltim tidak hanya berfokus pada biaya kuliah atau seragam, tetapi juga mencakup insentif bagi sekolah unggulan, BOSDA, serta peningkatan kualitas guru dan fasilitas pendidikan.
“Kalau untuk program pendidikan sendiri, yang paling prioritas untuk mendukung visi Gubernur adalah GratisPol. Kemudian SMA, SMK, SLB, S1, S2, S3, BOSDA, dan pakaian seragam. Semua insentif tetap berjalan tanpa pemotongan,” katanya.
Armin juga mengingatkan siswa dan orang tua penerima manfaat program GratisPol agar memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.
Ia menekankan pentingnya disiplin, karakter kuat, dan dedikasi belajar sebagai modal utama keberhasilan pendidikan.
“Bagi anak-anak yang mendapatkan, tunjukkan kualitas belajar yang keras. Harus punya karakter kuat. Disiplin itu nomor satu. Orang tua juga harus mendukung, agar kesempatan ini digunakan semaksimal mungkin untuk memperbaiki generasi,” ujarnya.
Dalam hal kualitas pendidikan, Armin menegaskan Disdikbud Kaltim akan terus memastikan semua sekolah memenuhi standar nasional pendidikan (SNP) minimal, serta mendorong sekolah tertentu mencapai standar internasional.
Hal ini dilakukan agar tidak ada sekolah yang tertinggal dalam kualitas pengelolaan maupun infrastruktur.
“Manajemen kepala sekolah harus bagus, infrastrukturnya bagus, sehingga bisa merawat kualitas pendidikan. Setelah itu, ada standar nasional pendidikan plus agar sekolah bisa bersaing secara global,” tutupnya.
Dengan strategi ini, Pemprov Kaltim berharap pendidikan semakin merata, berkualitas, dan mampu menghasilkan generasi muda yang siap bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional, sekaligus memanfaatkan program GratisPol dan Jospol secara optimal. (adv/Diskominfo Kaltim)







