SAMARINDA, Headlinews.id— Meskipun sektor pertambangan masih menjadi tulang punggung penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur, pemerintah provinsi terus mendorong diversifikasi lapangan pekerjaan melalui masuknya investasi baru dan pengembangan sektor industri pengolahan serta pertanian lokal.
Strategi ini diharapkan mampu membuka peluang kerja yang lebih beragam bagi masyarakat, sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dan memperkuat struktur ekonomi daerah yang semakin modern.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, Rozani Erawadi menyampaikan program nasional yang berdampak pada ekonomi daerah, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) memberikan efek positif terhadap pergerakan ekonomi lokal sekaligus membuka peluang kerja di tingkat masyarakat.
Selain itu, pemerintah provinsi mendorong investasi melalui berbagai insentif dan kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta, salah satunya melalui program JosPol.
Program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memperluas kesempatan kerja di sektor pertanian, peternakan, dan industri pangan lokal.
“Berdasarkan data terakhir, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kalimantan Timur pada Agustus 2024 tercatat sebesar 5,14 persen. Hasil Sakernas akan memastikan apakah angka ini mengalami penurunan. Pemerintah daerah menargetkan TPT tahun ini lebih rendah dibanding periode sebelumnya,” ujar Rozani.
Ia menambahkan optimisme terhadap penyerapan tenaga kerja didukung proyek strategis yang tengah berjalan, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), pengembangan industri pengolahan, serta beroperasinya Kilang Pertamina.
Proyek-proyek ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Tren pengangguran di Kaltim menunjukkan penurunan dari 5,75 persen pada Februari 2024 menjadi 5,33 persen beberapa bulan kemudian, dan saat ini berada di angka 5,14 persen.
Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi acuan resmi dalam melihat perkembangan ketenagakerjaan di daerah.
“Hasil akhir akan segera dirilis BPS, dan Disnakertrans akan diundang untuk memverifikasi kondisi ketenagakerjaan di Kaltim,” jelas Rozani.
Hingga saat ini, penyerapan tenaga kerja masih terfokus pada sektor pertambangan, pertanian, dan industri pengolahan.
Dominasi sektor pertambangan mencerminkan struktur ekonomi yang masih sangat bergantung pada sumber daya alam dan menunjukkan pertumbuhan ekonomi daerah sebagian besar didorong oleh komoditas primer.
Rozani menegaskan pentingnya diversifikasi lapangan pekerjaan agar masyarakat memiliki alternatif yang lebih beragam.
“Dengan meningkatnya pembangunan dan investasi di berbagai sektor, peluang kerja akan semakin luas, termasuk di industri pengolahan dan pertanian modern,” katanya.
Pemerintah provinsi menekankan kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sebagai kunci untuk menurunkan angka pengangguran sekaligus membangun ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Strategi ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja stabil, mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur secara menyeluruh. (adv/Kominfo Kaltim)










