TAK BANYAK yang menyangka, seorang guru honor PAUD di desa kecil Anggana bisa merasakan apresiasi langsung dari pemerintah provinsi.
Nur Soleha, 31 tahun, yang sehari-hari mengajar di PAUD Ar-Raudhah, kini menerima insentif dari program JosPol. Bagi Nur, bantuan ini bukan sekadar tambahan penghasilan, tetapi juga bentuk penghargaan nyata atas pengabdian selama bertahun-tahun mendidik anak-anak.
Insentif ini menjadi motivasi tambahan baginya untuk terus membentuk generasi masa depan Kalimantan Timur, meski bekerja di sekolah nonformal dan belum memiliki sertifikasi PPG.
“Awalnya saya tidak menyangka akan menerima insentif dari provinsi. Biasanya kami hanya mengandalkan bantuan dari kabupaten, dan itu pun terbatas,” ujar Nur Soleha, sambil tersenyum mengenang kabar gembira itu.
“Program JosPol ini membuat saya merasa dihargai, meskipun hanya seorang guru honor di kelompok bermain. Rasanya luar biasa, apalagi ini pertama kalinya kami menerima insentif dari provinsi,” tambahnya.
Insentif sebesar Rp500.000 per bulan diberikan untuk periode Juli hingga Desember 2025. Tahap pertama telah diterima pada Oktober untuk tiga bulan, sementara tahap kedua untuk November dan Desember, semuanya langsung masuk ke rekening pribadi.
Menurut Nur, bantuan ini cukup berarti karena ia tidak memiliki pekerjaan tambahan selain mengajar.
“Alhamdulillah, ini jadi tambahan semangat mengajar anak-anak. Meski dibayarkan per tiga bulan, tetap terasa besar manfaatnya,” tuturnya.
Selain nominal insentif, kemudahan prosedur pencairan juga menjadi nilai tambah bagi guru honor seperti Nur.
Meski guru honor di sekolah nonformal biasanya tidak memiliki NUPTK sehingga tidak mendapatkan insentif dari kabupaten, program JosPol tetap memberi kesempatan kepada mereka yang terdaftar di dapodik sekolah.
“Ada teman yang belum punya NUPTK juga dapat. Ini artinya pemerintah provinsi memandang seluruh guru, tidak hanya yang punya sertifikasi atau formalitas tertentu. Yang penting guru itu tercatat dan aktif mengajar, maka berhak mendapat insentif,” jelasnya.
Menurut Nur, program ini bukan hanya soal uang. Ia menekankan apresiasi pemerintah memberi efek psikologis yang besar bagi guru.
“Ini membuat kami merasa diperhatikan dan diakui. Kami jadi lebih semangat mengajar dan membimbing anak-anak. Apalagi untuk kelompok bermain seperti saya, yang biasanya kurang mendapat perhatian dibanding TK atau sekolah formal,” katanya.
Ia juga berbagi pengalaman saat pertama kali mengetahui program ini dari Dinas Pendidikan.
“Awalnya saya kira ini hanya kabar angin atau janji-janji. Tapi setelah proses verifikasi dan pencairan, semuanya nyata. Rasanya senang dan bersyukur luar biasa. Bahkan saya sampai menceritakan kabar ini ke teman-teman sesama guru honor, karena mereka juga senang mendengar ada perhatian dari pemerintah provinsi,” ujarnya.
Bagi Nur, insentif ini membantu meringankan beban ekonomi, khususnya bagi guru honor yang mengandalkan penghasilan tetap dari kegiatan mengajar.
“Alhamdulillah, ada tambahan untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi saya punya dua anak. Ini sangat membantu, bahkan bisa saya anggap seperti tabungan untuk keperluan keluarga,” kata Nur.
Lebih jauh, Nur berharap program JosPol dapat berlanjut dan cakupannya diperluas. Ia mengusulkan agar jumlah peserta tiap sekolah atau kelompok bermain bisa lebih dari satu orang, sehingga lebih banyak guru honor yang merasakan manfaatnya.
“Kalau bisa terus berlanjut, supaya semangat kami semakin tinggi, dan lebih banyak guru yang merasa diperhatikan,” ujarnya.
Program JosPol, yang menjangkau berbagai jenjang pendidikan termasuk PAUD, TK, SD, dan SMP, menunjukkan perhatian pemerintah tidak hanya pada guru ASN, tetapi juga tenaga pendidik honor yang selama ini sering luput dari perhatian.
Dengan ini, semangat mendidik di Kalimantan Timur diharapkan semakin kuat, selaras dengan visi mencetak generasi emas masa depan.
Nur pun menegaskan keberlanjutan program seperti ini sangat penting.
“Kami berharap program ini bisa menjadi tradisi, bukan hanya tahun ini. Karena penghargaan ini benar-benar memotivasi kami untuk lebih baik, lebih giat, dan lebih fokus mendidik anak-anak. Rasanya seperti pemerintah benar-benar peduli pada guru honor, dan itu luar biasa,” tuturnya menutup wawancara dengan nada optimis.
Dengan hadirnya insentif JosPol, guru honor di PAUD Ar-Raudhah dan berbagai sekolah nonformal di Kaltim kini memiliki semangat baru. Lebih dari sekadar uang, ini adalah simbol pengakuan atas dedikasi mereka dalam membentuk karakter anak-anak, sebagai pondasi masa depan provinsi yang semakin maju.
Adv/Diskominfo Kaltim
Headlinews.id










