SAMARINDA, Headlinews.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memastikan program Gratispol tetap berjalan pada tahun anggaran 2026 dengan total anggaran mencapai Rp1,38 triliun.
Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi tanpa terbebani biaya kuliah, sekaligus menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan dan kualitas sumber daya manusia di Kaltim.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Biro Kesra) Setda Provinsi Kaltim, Dasmiah menjelaskan alokasi anggaran Gratispol untuk tahun 2026 mencakup berbagai jenjang pendidikan.
Mahasiswa S1 mendapat alokasi Rp1,18 triliun, S2 dan S3 sebesar Rp801,668 miliar, program luar negeri Rp27,714 miliar, serta program khusus Rp34,506 miliar. Ia juga menegaskan bahwa pemotongan TKD dan penurunan pendapatan daerah tidak memengaruhi kelangsungan program.
“Anggaran untuk Gratispol sudah diverifikasi dan tetap tersedia sepenuhnya. Walaupun ada penyesuaian di pos lain, program ini tetap menjadi prioritas,” kata Dasmiah,
Pendaftaran mahasiswa untuk tahun ajaran baru dimulai awal Desember dan akan berlangsung hingga Februari. Sistem pendaftaran menggunakan situs resmi Kaltim GratisPol, yang memungkinkan semua calon peserta mendaftar dengan mudah.
Evaluasi pendaftaran dijadwalkan pada akhir Desember untuk memastikan seluruh mahasiswa yang memenuhi syarat tercatat dan mendapatkan bantuan biaya kuliah.
Dasmiah menekankan program ini memiliki dampak signifikan bagi masyarakat, khususnya bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
Dengan adanya Gratispol, mahasiswa yang sebelumnya ragu untuk melanjutkan pendidikan tinggi kini memiliki peluang yang lebih besar untuk menempuh studi tanpa terbebani biaya.
“Program ini memberi kesempatan bagi mahasiswa yang sebelumnya mungkin tidak memiliki peluang untuk kuliah. Dengan dukungan biaya penuh, mereka bisa lebih fokus belajar, mengembangkan keterampilan, dan meraih prestasi,” ujarnya.
Tidak hanya soal biaya kuliah, program ini juga mendorong peningkatan angka partisipasi pendidikan secara keseluruhan.
Data internal pemerintah provinsi menunjukkan tren kenaikan lulusan SMA dan SMK yang melanjutkan ke perguruan tinggi, yang sekaligus meningkatkan harapan lama sekolah dan kualitas sumber daya manusia.
“Dalam jangka panjang, peningkatan partisipasi pendidikan dan akses bagi mahasiswa akan membentuk generasi emas Kaltim. Semakin banyak anak muda yang kuliah, semakin tinggi kualitas SDM yang dihasilkan, dan ini akan berdampak positif bagi pembangunan daerah,” tambah Dasmiah.
Selain itu, Dasmiah menekankan pentingnya pengawasan dan evaluasi berkelanjutan agar program Gratispol dapat berjalan efektif.
Semua pihak terkait diimbau bekerja sama memastikan mahasiswa mendaftar dengan benar, dan data peserta terverifikasi sebelum pencairan anggaran dilakukan.
“Dengan proses yang transparan dan sistematis, program ini bisa mencapai tujuan utamanya: mencetak generasi muda yang berpendidikan tinggi, memiliki keterampilan, dan siap bersaing secara nasional maupun global,” tutup Dasmiah. (adv/Diskominfo Kaltim)










