SAMARINDA, Headlinews.id— Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur menggandeng dosen dari dalam dan luar negeri untuk mendampingi pengembangan sekolah unggulan di provinsi ini.
Langkah ini bertujuan menghadirkan pendidikan berbasis bilingual dan sekolah khusus STEM (Science, Technology, Engineering, dan Mathematics), sekaligus menyiapkan siswa agar mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
Kepala Disdikbud Kaltim, Armin, menjelaskan dua dosen dari Adelaide University, Australia, telah dikirim untuk mendampingi proses pembelajaran di tiga sekolah unggulan, yakni SMA 10 Samarinda, SMA 3 Tenggarong, dan SMA 2 Sangatta.
“Dua orang datang untuk mendampingi, melihat pembelajaran di tiga sekolah unggulan yang ditetapkan oleh gubernur. Ini kita desain untuk membuka kelas internasional, sementara tahap pertama guru-gurunya sudah siap,” ujar Armin, Rabu (19/11/2025).
Menurut Armin, SMA 10 Samarinda kini menjadi Garuda Transformasi, sekolah khusus STEM yang bersifat inklusif dan dapat diikuti seluruh anak bangsa. Program ini juga menjadi bagian dari inisiatif Hasil Terbaik Cepat (Quick Win) Presiden Prabowo dalam pengembangan talenta sains dan teknologi.
“Sekarang mereka dididik dan didampingi oleh Universitas Padjajaran (UNPAD), yang ditunjuk oleh Kementerian Dikti untuk mendampingi SMA 10. Namun bukan hanya dari luar negeri, banyak juga dosen dari dalam negeri, termasuk Universitas Mulawarman (Unmul), yang terlibat dalam pendampingan guru,” jelasnya.
Selain pendampingan guru, program ini juga menekankan pembekalan bagi siswa. Armin menekankan kelas internasional dan sekolah berbasis STEM akan menyiapkan generasi muda yang mampu menguasai sains, teknologi, serta keterampilan komunikasi bahasa Inggris, sekaligus memperluas wawasan global.
“Dengan adanya program ini, siswa tidak hanya belajar materi akademik, tetapi juga dilatih berpikir kritis, kreatif, dan siap bersaing,” kata Armin.
Disdikbud Kaltim juga membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki potensi dan visi pendidikan sejalan.
“Siapa yang punya potensi bisa diajak bekerja sama. Visinya harus sejalan dengan misi kami, meski potensinya berbeda-beda, tetapi visi menjadi hal penting,” tambahnya.
Selain itu, pendampingan ini juga menjadi sarana evaluasi dan pengembangan kurikulum, agar proses belajar mengajar sesuai dengan standar internasional tanpa meninggalkan konteks lokal dan kearifan budaya daerah.
Program pendampingan ini diharapkan memberi dampak jangka panjang bagi pendidikan Kaltim, termasuk pengembangan kelas bilingual di sekolah lain, peningkatan kompetensi guru, dan kesiapan siswa menghadapi tantangan global.
Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, serta lembaga internasional, Disdikbud Kaltim berupaya memastikan sekolah unggulan mampu menjadi pusat pengembangan talenta anak bangsa yang unggul dan kompetitif.
“Keterlibatan dosen internasional maupun nasional ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan kualitas guru dan efektivitas pembelajaran di sekolah unggulan,” tegasnya. (adv/Diskominfo Kaltim)










