SAMARINDA, Headlinews.id — Program Gratispol Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus menunjukkan dampak positif bagi pendidikan di daerah.
Penyerahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) tahap pertama dari Program Pendidikan Gratispol Pemprov Kaltim dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Kaltim Dr H Rudy Mas’ud kepada 53 mahasiswa perwakilan di Gedung Olah Bebaya, Senin (17/11/2025).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Armin menyatakan minat anak-anak untuk melanjutkan pendidikan semakin tinggi setelah program ini digaungkan.
Tercermin dari angka partisipasi pendidikan (APK) yang mencapai 98,75 persen untuk jenjang SMA, SMK, dan SLB, tertinggi di Indonesia.
Menurut Armin, peningkatan partisipasi ini menunjukkan semangat belajar yang tinggi dan motivasi yang terus tumbuh di kalangan siswa.
“Sekarang minat untuk kuliah semakin tinggi, buktinya banyak medali yang diraih anak-anak di tingkat nasional. Hal ini menunjukkan proses pembelajaran di sekolah mulai membangun budaya belajar, motivasi, dan energi yang kuat,” ujarnya.
Armin menegaskan keberhasilan sekolah tidak lepas dari kepemimpinan kepala sekolah yang mumpuni. Pemerintah daerah secara aktif mencari guru-guru unggul untuk menempati posisi kepala sekolah, termasuk dari luar sekolah yang bersangkutan, agar kualitas pembelajaran terus meningkat.
Menurutnya, langkah ini penting untuk memastikan setiap sekolah memiliki kepemimpinan yang mampu mengelola sumber daya dan memacu prestasi siswa.
Mengenai dampak bagi siswa dari keluarga kurang mampu, Armin menyatakan, keberadaan Gratispol memberikan peluang nyata bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
“Dengan adanya gratis sekolah dan kuliah, anak-anak kurang mampu kini punya harapan kuliah. Ini sangat positif dan menggerakkan masyarakat. Anak-anak jadi lebih semangat karena ada peluang dan harapan yang jelas,” ungkapnya.
Armin menambahkan, untuk menjaga kualitas lulusan, sekolah unggulan di Kaltim mulai menerapkan kelas internasional. Beberapa SMA, seperti SMA 10 Samarinda, SMA 3 Tenggarong, dan SMA 2 Sangatta, kini menyelenggarakan kelas dengan standar setara sekolah luar negeri.
Kurikulum internasional, pembelajaran bahasa asing, serta penguatan kompetensi sains dan teknologi menjadi fokus utama. Tujuannya agar siswa siap bersaing secara global tanpa harus meninggalkan Kalimantan Timur.
Selain itu, Armin menyebut universitas di Kaltim perlu meningkatkan akreditasi dan kualitas pembelajaran agar mahasiswa memiliki kompetensi yang sebanding dengan perguruan tinggi ternama di luar daerah.
“Kalau standar tinggi, mahasiswa bisa unggul dan siap menghadapi persaingan global. Dosen juga harus punya inovasi tinggi, terutama dalam riset. Ini semua bagian dari upaya menciptakan ekosistem pendidikan yang kompetitif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Armin menekankan, keberadaan program Gratispol bukan sekadar bantuan finansial bagi siswa dan mahasiswa.
Program ini menjadi dorongan untuk membangun motivasi, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan memperluas kesempatan pendidikan tinggi bagi seluruh generasi muda Kaltim.
“Program ini membuka peluang, meningkatkan semangat belajar, dan membentuk generasi yang siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya. (adv/Diskominfo Kaltim)










