TANJUNG SELOR, Headlinews.id – Pengembangan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, menjadi salah satu contoh upaya konservasi dan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa pengembangan kebun raya ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kadar oksigen secara global, namun tetap memiliki manfaat ekologis yang penting.
“Proses fotosintesis pada tanaman sangat penting dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida,” kata Suhendar, Ketua Pengembangan Kawasan Pusat Sains dan Kebun Raya BRIN.
Ia jelaskan, selama proses fotosintesa, pohon menyerap karbon dioksida dari udara dan air dari tanah dengan bantuan sinar matahari dan menghasilkan gula dan oksigen serta uap air.
Oksigen yang dihasilkan sebagian digunakan juga oleh tumbuhan untuk bernafas atau respirasi dan sisanya dilepas ke udara. Sedangkan penyerapan karbon oleh tumbuhan dapat berpengaruh pemanasan bumi secara global.
“Uap air yang dihasilkan mempengaruhi iklim mikro dalam kawasan dan sekitarnya contohnya di dalam kebun raya lebih sejuk dibandingkan dg di luar kebun raya. Jadi tidak terlalu signifikan atas perubahan dari pengembangan ini,” jelasnya.
Ia menambahkan kebun raya memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi alam.
Pengembangan Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan akan difokuskan pada penanaman pohon-pohon endemik yang menjadi ciri khas Bulungan.
“Nanti akan dilakukukan penanaman pohon-pohon endemik yang unik dan langka, sehingga kebun raya ini dapat menjadi habitat yang ideal bagi flora dan fauna lokal,” jelas Suhendar.
Sementara itu, Bupati Bulungan, Syarwani, mengatakan pemerintah terus berkomitmen membangun Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan menjadi salah satu kawasan terpadu terintegrasi berbagai aktivitas, salah satunya aktivitas kebudayaan.
Dengan lokasi dengan luas lahan kurang lebih 80 hektar itu akan menjadi satu-satunya kebun raya di wilayah Kalimantan Utara.
Ditambah lagi pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp30 miliar melalui APBD 2025 untuk pembangunan infrastruktur dasar serta penataan di dalam kawasan.
“Kita targetkan pembangunan kebun raya ini selesai pada tahun 2026, dan akan dihadiri langsung oleh Kepala BRIN pada acara launching,” kata Syarwani.
Kebun Raya Bunda Hayati Bulungan diharapkan dapat menjadi simbol keberhasilan pemerintah dalam melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi alam.
“Jadi kebun raya ini dapat menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang,” pungkasnya. (rn)