BALIKPAPAN,Headlinews.id – Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku-Semoi saat ini sudah dalam tahap pembahasan skema pembiayaan. Nantinya proyek ini akan menjadi salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah Balikpapan.
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB), Yudi Saharudin menuturkan proyek dengan anggaran senilai Rp2,1 triliun ini nantinya akan dibagi dalam dua tahap.
“Tahap pertama dengan kapasitas 500 liter per detik ditargetkan beroperasi pada akhir 2026. Sedangkan tahap kedua dengan kapasitas yang sama diperkirakan berjalan pada pertengahan 2027,” ujarnya saat paparan dihadapan Wawali Bagus Susetyo di kantor PTMB, beberapa waktu lalu.
Yudi menambahkan, dalam struktur proyek ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bertindak sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) untuk bagian hulu.
“Kalau untuk hilir, tanggung jawabnya ada pada Pemerintah Kota Balikpapan. Jadi, dari total anggaran sekitar Rp500 miliar akan dialokasikan untuk infrastruktur hulu, sementara sisanya untuk hilir,” terangnya.
Saat ini, ada perdebatan mengenai apakah pembiayaan hilir akan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau didanai oleh pemerintah daerah dan provinsi.
“Kemarin ada permintaan agar bagian hilir juga dibiayai melalui skema KPBU. Tapi saya bilang, tunggu dulu, saya harus melaporkan ini ke pemerintah kota. Kalau hilirnya juga dibiayai KPBU, artinya setiap air yang kami terima harus dibayar, dan ini berpotensi menambah beban biaya,” jelasnya lagi.
Meski demikian, Yudhi mengakui pihaknya memberi penekanan jika pembiayaan hilir dilakukan oleh pemerintah, baik dari provinsi maupun daerah, maka keuntungan dari pengelolaan air akan masuk sepenuhnya ke pemerintah.
Namun, jika menggunakan skema KPBU, ada kewajiban pembayaran ke perusahaan swasta dalam jangka panjang.
“Ada plus-minusnya. Kalau KPBU, kita punya tanggung jawab pembayaran selama puluhan tahun. Kalau didanai pemerintah, keuntungan dari pengelolaan air akan lebih banyak masuk ke kita,” ungkapnya.
PDAM Balikpapan ini rencananya akan menggelar pertemuan dengan pihak terkait setelah Lebaran, untuk membahas solusi terbaik.
Dengan berbagai opsi pembiayaan yang masih dalam pertimbangan, keputusan final diharapkan bisa segera diambil demi memastikan kelancaran proyek SPAM Sepaku-Semoi dan peningkatan layanan air bersih bagi masyarakat Balikpapan
“Nanti sekaligus kita akan membahas lebih lanjut skema pendanaan yang paling menguntungkan bagi masyarakat dan pemerintah daerah,” tandasnya.
Selain itu, Yudi juga menyoroti efisiensi pengelolaan PDAM Balikpapan dibandingkan kota lain seperti Bandung dan Depok.
Meskipun jumlah pelanggan di Balikpapan hampir setara dengan kedua kota tersebut, pendapatan PDAM Balikpapan masih lebih rendah, sehingga perlu dilakukan optimalisasi manajemen dan operasional.
“Kami harus terus meningkatkan efisiensi dan pelayanan, karena di kota lain dengan kondisi serupa, pendapatan perusahaannya bisa lebih besar,” pungkasnya. (*)