TARAKAN, Headlinews.id – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Wamen Diktisaintek RI) Prof. Stella Christie kunjungi Universitas Borneo Tarakan, di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Sabtu (12/7/2025).
Kedatangan Wamen dan rombongan disambut langsung Rektor UBT Prof. Yahya Ahmad Zein dan langsung mengunjungi pameran hasil riset Dosen serta mahasiswa.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan Wakil Rektor UBT Dr. Heppi Iromo terkait dengan hasil, perkembangan dan kendala riset yang dilaksanakan Dosen Universitas Borneo Tarakan.
Dalam kesempatan ini, Rektor UBT, Prof. Yahya Ahmad Zein menyampaikan sejarah singkat terbentuknya Universitas Borneo Tarakan.
“Awalnya universitas swasta didirikan yayasan Pinekindi oleh Pemerintah Daerah pada tahun 1999. Sesuai dengan SK Menteri Universitas Borneo beroperasional pada tahun 2021, kemudian diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010 sebagian PTNB (Perguruan Tinggi Negeri Baru),” jelas Rektor.
Lebih lanjut, Rektor mengungkapkan UBT didirikan awalnya untuk menampung anak tenaga kerja Indonesia (TKI) dan anak perbatasan yang sulit bahkan bermimpi untuk bisa mendapatkan pendidikan sarjana di perguruan tinggi.
Sebelumnya anak – anak perbatasan Kaltara harus menempuh perjalanan cukup jauh menggunakan kapal laut untuk kuliah di Kaltim, Kalsel atau di pulau Jawa.
Bersyukur, saat ini UBT telah berkembang sangat cepat atau biasa disebut anak raksasa yang dilahirkan. “Dosen UBT masih 350 orang dan masih banyak dosen PPPK dan belum bisa berkembang secara akademik. Misalnya jabatan wakil rektor kepala tapi SK masih dosen, ini problem,” ungkapnya.
Jumlah mahasiswa UBT saat ini mencapai 12.226 dan kuota tahun ini kampus menerima 2.700 mahasiswa dan full bahkan berlebih pendaftaranya.
“Fakultas Kedokteran yang baru ada calon mahasiswa dari seluruh Indonesia mendaftar, kita bersyukur secara dominan 85 persen Fakultas Kedokteran diisi anak-anak Kaltara. Artinya kebutuhan dokter di masa depan Insya Allah bisa terpenuhi,” katanya.
UBT berharap dukungan semua Kementerian dan stakholder terkait. Pihaknya juga berkomitmen mendukung pembentukan SMA Garuda di perbatasan.
Sementara itu, Wamen Diktisaintek, Prof Stella menyampaikan, dalam setiap kesempatan kunjungan ke perguruan tinggi pihaknya mengajak Pemda untuk melihat langsung hasil riset UBT yang harapannya bisa diteruskan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur.
Dalam hal riset, kedatangan Wamen bukan untuk memberikan kuliah umum akan tetapi yang sangat penting apakah pola riset ini berjalan sehat. Ia menilai di universitas Borneo polanya sangat sehat sekali dan kaur biasa meski di daerah.
Wamen juga menilai, UBT telah memiliki Sains Techno Park (STP) secara mandiri, “Luar biasa sekali ini sejalan dengan apa yang dilakukan Kementerian Pendidikan Tinggi, STO di bawah Kementerian di Indonesia hanya ada 5,” ungkapnya.
Berkaitan dengan dana Riset, Kementerian telah berusaha keras meningkatkan anggaran, dan memang diakuinya ada kompetisi karena jumlah yang mendaftar cukup besar.
“Kompetisi itu sesuatu yang baik, dan angka sukses rate nya mencapai 30 persen,” katanya.
Kementerian dalam waktu dekat akan melaunching program dana riset yang lebih khusus sesuai kebutuhan nasional yang berdampak pada perekonomian Indonesia.
Riset kebutuhan nasional diantaranya, program ketahanan pangan, pertanian, dan nelayan. Kemudian Rumput Laut, energi dan lainnya.
“Proposal harus ditulis jelas,” imbuhnya.
Kementerian juga mendorong hasil riset Universitas dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat sekitar. Kementerian juga akan membantu menghubungkan dengan dunia industri melalui APINDO. (**)