BANDUNG, Headlinews.id – Rangkaian hari kedua Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kalimantan Utara tahun 2025, Selasa (23/9/2025), diisi dengan kegiatan studi banding ke sejumlah lokasi unggulan di Jawa Barat yang dikenal berhasil menerapkan berbagai inovasi sektor pertanian untuk mendukung stabilitas harga dan ketahanan pangan.
Kunjungan pertama dilakukan di Habiebie Garden. Di lokasi ini, peserta diperkenalkan pada penerapan teknologi pertanian berbasis digital farming dengan sistem Internet of Things (IoT).
Teknologi tersebut memungkinkan proses pengelolaan lahan dan tanaman dilakukan secara lebih presisi, mulai dari pemantauan kondisi tanah, kebutuhan air, hingga pengendalian hama dan penyakit. Sistem ini terbukti mampu meningkatkan efisiensi produksi sekaligus menekan biaya operasional petani.
Agenda kemudian berlanjut ke Lembang Agri, sebuah kawasan pengembangan hortikultura modern yang menjadi percontohan korporatisasi klaster pertanian terintegrasi.
Konsep ini menekankan pengelolaan pertanian secara kolektif dan berkelanjutan dengan melibatkan kelompok tani, koperasi, hingga kemitraan dengan dunia usaha. Melalui pola ini, hasil produksi dapat ditingkatkan, rantai pasok lebih efisien, dan akses pasar bagi petani semakin terbuka.
Rangkaian kunjungan tersebut dirancang untuk memberikan wawasan praktis bagi TPID se-Kaltara dalam memperkuat strategi pengendalian inflasi di daerah masing-masing.
Sektor pertanian dipilih sebagai fokus utama mengingat perannya yang sangat signifikan dalam menjaga stabilitas harga bahan pangan, yang merupakan komponen terbesar dalam perhitungan inflasi.
Kegiatan Capacity Building ini juga menjadi wadah kolaborasi lintas daerah. Dengan mempelajari praktik terbaik dari Jawa Barat, para peserta diharapkan dapat mengadaptasi inovasi teknologi serta pola kemitraan pertanian yang sesuai dengan kondisi wilayah Kalimantan Utara.
Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan upaya memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan pemangku kepentingan lain dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Melalui penguatan kapasitas SDM dan pertukaran pengalaman ini, TPID se-Kaltara diharapkan mampu menghasilkan kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga pangan di tingkat masyarakat. (*)