Perjalanan Sabri, Si Penjual Udang Sampai ke Kursi Wakil Bupati Tana Tidung (part 3 – habis)
URUSAN terjunnya Sabri ke dunia politik sudah clear, adalagi persoalan lain yang harus dihadapinya. Keraguan masyarakat terkait asal muasal Sabri yang menyebut dirinya dari Suku Belusu, Sub Suku Dayak yang tinggal di sekitar perbatasan Malinau-Tana Tidung.
Ia pun selalu menyampaikan, tidak bisa dipungkiri bukan ayahnya yang berasal dari Suku Belusu, melainkan ibunya. Sedangkan kala itu, persukuan ditarik dari pihak ayah dan si ibu hanya dianggap sebagai wanita rumah tangga pengikut suami.BEe
“Oke jadi, selalu saya sampaikan memang itu saya tidak pungkiri bahwa kalau ada yang mengatakan bukan asli mungkin betul dan saya sendiri juga mengatakan seperti itu. Karena memang dari bapak saya itu orang Dayak Tingalan, itu memang benar tapi dari mamak saya, saya Belusu,” terang Sabri, masih kental logat dayak dalam bahasanya.
Akhirnya, orang pun mengaitkan persoalan asal usul suku orangtua ini. Sabri sempat dianggap bukan warga asli Tana Tidung, namun kemudian diluruskan kakek buyutnya yang masih merupakan salah satu tokoh Adat Dayak Belusu.
“Karena ada kebanyakan perempuan itu selalu kalah dengan laki-laki, artinya ikut suami. Kalau saya ini anak pertama dari keturunan Aki Angil, istri pertama. Lalu Aki Angil itu punya istri kedua dan ketiga, itu semua saudara saya,” tuturnya.
Bagi Sabri, meskipun banyak pembicaraan persoalan sukunya ini, ia tetap berkeyakinan hal terpenting adalah niat baik untuk membangun Tana Tidung. Meski dari latar belakang yang berbeda.
“Kalau ada yang mengatakan begini, selalu saya katakan kalau saya ini bukan asli. Tetapi saya tidak berharap menjadi pembenaran. Seperti pepatah siapapun yang punya niat tulus membangun Kabupaten Tana Tidung pasti akan mendapat dukungan dari masyarakat,” ungkap Sabri.
Ada banyak hal yang ingin dilakukannya, berasal dari dunia pendidikan tentu persoalan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ingin ditingkatkannya. Bagaimana bisa berbuat banyak untuk membangun sekolah, terutama SMA maupun SMK yang menurutnya saat ini masih perlu ditambah lagi.
“Jadi bagaimana kita berupaya meningkatkan SDM, khususnya Belusu di Kabupaten Tana Tidung. Saya dengan komitmen yang tinggi, bagaiamana SDM orang Belusu ini bisa sejajar. Minimal tidak tertinggal jauh dengan saudara kita yang lain,” tuturnya.
Tidak hanya itu Sabri juga punya keinginan tinggi agar Dayak Belusu ini bisa memberikan SDM terbaiknya untuk duduk di pemerintahan. Sama seperti suku asli Tana Tidung lainnya, semua memiliki hak untuk membangun Bumi Upun Taka dengan duduk bersama di pemerintahan.
Saat masih menjadi guru, ia pun memberikan pengajaran anak didiknya dengan sangat keras. “Bagaimana kemudian yang saya khawatirkan bagaimana anak-anak ini 10 tahun kedepan 15 tahun kedepan,” katanya.
Menurutnya, tidak ada kendala berat untuk bisa menaikkan SDM suku asli. Hal itu pun sudah menjadi pemikirannya sejak 20 tahun lalu, sehingga ia kemudian membangun SMP di beberapa titik di desanya.
“Karena kalau tidak ada gedung sekolah, bagaimana mereka bisa sekolah. Ada juga penduduk kita yang sekolahnya di Malinau, padahal tinggalnya di Tana Tidung. Tapi, karena tempat tinggalnya tidak ada di Malinau, jadi anak-anak kita ini malah tinggal di tempat orang. Jangan sampai juga karena mereka tidak biasa, jadi pulang dan tidak mau melanjutkan sekolah,” cerita Sabri.
Rasa syukur pun terus dipanjatkannya, setelah apa yang menjadi keinginannya ini tercapai. Ia mencontohkan sejumlah anak didiknya sudah berhasil menduduki tempat dan jabatan yang baik di pemerintahan.
Iya, bagi dia pendidikan harus merata dimanapun anak-anak ini berada. Meski keinginannya paling besar, tidak hanya anak-anak Belusu saja yang bisa memiliki SDM terbaik, tetapi semua anak-anak di Tana Tidung kedepan memiliki kemampuan untuk bersaing di era yang akan datang.
“Kompetensi yang akan datang ini kan sangat ketat dan luar biasa. Nah ini kan kita lihat CPNS yang baru-baru ini saya tidak melihat siapa-siapa yang masuk, itu artinya secara kualitas kita masih dibawah. Menunujukan sementara berasumsi seperti itu. Maka kita berharap pendidikan kita semakin baik, khususnya anak-anak Belusu dan lainnya sebagainya,” harap Sabri. (**)