TANA TIDUNG, Headlinews.id – Dalam Upstream Oil and Gas Executive Meeting 2025 yang digelar di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali, bergabung dengan kepala daerah penghasil migas dari Kalimantan dan Sulawesi untuk membahas kolaborasi strategis dengan industri hulu, dengan tujuan meningkatkan produksi serta manfaat ekonomi sektor energi bagi daerah masing-masing, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh SKK Migas dengan tema “Kolaborasi Hulu Migas dan Daerah Penghasil Migas untuk Peningkatan Lifting dan Pembangunan Daerah.”
Pertemuan menghadirkan pejabat SKK Migas, kepala daerah penghasil migas, dan perwakilan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk menyatukan visi, merumuskan strategi, dan mengevaluasi kinerja sektor hulu migas di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Bupati Ibrahim Ali menekankan keterlibatan pemerintah daerah sangat penting dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus memastikan manfaat industri migas dirasakan oleh masyarakat.
“Industri migas harus menghadirkan dampak nyata bagi warga, mulai dari peluang kerja, peningkatan keterampilan tenaga lokal, hingga pemberdayaan ekonomi di sekitar wilayah operasi. Produksi migas bukan sekadar angka, tetapi peluang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.
Dalam forum ini, dibahas sejumlah strategi untuk mendukung target lifting nasional tahun 2025, termasuk pengembangan sumur baru, optimalisasi produksi lapangan yang sudah ada, dan pemanfaatan teknologi canggih untuk efisiensi operasional.
Selain itu, kepala daerah dan pelaku industri juga menekankan pentingnya program CSR yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat, pembangunan infrastruktur lokal, serta penguatan UMKM di daerah penghasil migas.
Bupati Ibrahim Ali menambahkan kerja sama antara pemerintah daerah dan industri hulu migas menjadi sarana untuk memperkuat ekonomi lokal sekaligus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor energi.
“Kolaborasi ini membuka peluang transfer ilmu dan teknologi, mempersiapkan generasi muda yang kompeten, serta memastikan bahwa potensi sumber daya energi memberikan manfaat langsung bagi daerah,” jelasnya.
Forum ini juga menjadi ajang pertukaran informasi dan praktik terbaik antara pemerintah daerah dan kontraktor, termasuk manajemen lingkungan, keselamatan kerja, dan pemenuhan kewajiban sosial. Kepala daerah penghasil migas saling bertukar pengalaman terkait pengelolaan dana kompensasi, insentif bagi masyarakat, dan tata kelola wilayah operasi agar sektor energi berjalan berkelanjutan.
Pertemuan ditutup dengan kesepakatan bersama untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, SKK Migas, dan KKKS. Target lifting nasional, keberlanjutan pembangunan daerah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi fokus utama.
“Langkah-langkah strategis ini kita harapkan mampu menjadikan sektor hulu migas sebagai penggerak ekonomi daerah sekaligus meningkatkan kontribusi energi nasional secara berkelanjutan,” tegasnya. (*)
 
                                 
			
 
                                








 
							
