KUDUS, Headlinews.id– Duel ketat antara karateka Kalimantan Utara (Kaltara) Naufal Anis Marzuq dan atlet Kalimantan Timur (Kaltim) Sentosa Rianto menjadi salah satu pertandingan paling menegangkan di cabang olahraga karate PON Bela Diri 2025.
Bertanding di kelas kumite under 55 kilogram putra, Naufal harus mengakui keunggulan lawan setelah kalah tipis lewat aturan senshu, yakni kemenangan bagi atlet yang lebih dulu mencetak poin ketika skor akhir imbang.
Pertandingan yang digelar di GOR Kaliputu, Djarum Kudus, Jumat (24/10/2025), berlangsung dengan tempo tinggi sejak awal. Kedua karateka tampil agresif dan saling melakukan serangan cepat untuk membuka peluang poin.
Naufal sempat mendapat dukungan meriah dari kontingen Kaltara yang hadir di tribun, namun upayanya belum cukup untuk membalikkan keadaan. Skor 1-1 bertahan hingga bel akhir pertandingan berbunyi, sebelum akhirnya juri memutuskan kemenangan bagi Sentosa berdasarkan aturan senshu.
Pelatih Karate Kaltara, Mohammad Jazuli, mengakui bahwa hasil ini cukup mengecewakan karena anak asuhnya telah berjuang keras di setiap menit pertandingan. Namun, ia juga mengapresiasi semangat dan performa Naufal yang dianggap sudah menunjukkan karakter petarung sejati.
“Pertandingannya sangat ketat, dan sebenarnya Naufal tampil sangat baik. Hanya saja, karena lawan lebih dulu mencetak poin, hasil akhirnya harus diterima lewat aturan senshu. Ini pengalaman berharga bagi dia untuk kejuaraan-kejuaraan selanjutnya,” ujar Jazuli usai pertandingan.
Ia menambahkan, tim pelatih sempat mengajukan review melalui Virtual Reality (VR) karena menilai ada serangan pukulan (tsuki) dari Naufal yang masuk ke tubuh lawan di menit akhir. Namun setelah ditinjau ulang, wasit dan juri tetap memutuskan poin tersebut tidak sah.
“Kami sudah ajukan review, tapi keputusan tetap tidak berubah. Meskipun begitu, saya bangga dengan cara Naufal bertarung. Dia berani, disiplin, dan fokus sampai akhir,” jelasnya.
Kekalahan di babak perempat final membuat langkah Kaltara menuju medali emas di cabang karate harus tertunda. Meski begitu, peluang untuk meraih medali perunggu masih terbuka melalui babak repechage, tergantung dari hasil pertandingan Sentosa Rianto.
Jika wakil Kaltim tersebut berhasil menembus final, Naufal akan mendapat kesempatan kedua untuk memperebutkan medali perunggu.
“Kami masih berharap Kaltim bisa lolos ke final agar Naufal bisa tampil lagi di repechage. Dia masih punya peluang dan semangatnya belum padam,” tambah Jazuli.
Ia menegaskan, hasil ini tidak akan mematahkan semangat tim karate Kaltara. Menurutnya, perjuangan Naufal menjadi cerminan tekad atlet muda Kaltara yang siap bersaing di level nasional.
“Kami akan terus evaluasi dan memperbaiki strategi. Ini bukan akhir, justru awal yang baik untuk pembentukan karakter dan pengalaman bertanding anak-anak kita,” pungkasnya. (*/saf)
Sumber : KONI Kaltara










