NUNUKAN, Headlinews.id — Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Nunukan kembali mengungkap jaringan peredaran sabu lintas negara melalui jalur Malaysia–Kalimantan.
Dalam penindakan tersebut, petugas mengamankan seorang tersangka berinisial ED, yang diduga kuat terlibat dalam distribusi sabu jaringan internasional.
Kasus ini merupakan hasil pengembangan dari pengungkapan sebelumnya oleh BNNP Kaltara dengan tersangka Boneng.
Kepala BNNK Nunukan, Anton Suriyadi Siagian, mengatakan tersangka ED selama ini berperan mengatur alur pengiriman sabu dari Malaysia menuju Tarakan, Nunukan, hingga Balikpapan.
Dari tangan tersangka, petugas menyita sejumlah barang bukti sabu dalam berbagai ukuran, satu unit sepeda motor Honda Beat Street, telepon genggam Vivo, sebilah badik, kaca Fanbo, kotak rokok Marlboro, serta kotak ponsel Oppo.
“Penangkapan terhadap ED ini merupakan rangkaian pengembangan dari jaringan sebelumnya yang ditangani BNNP Kaltara. Dari keterangan Boneng, kami mendapatkan alur distribusi yang mengarah pada peran ED sebagai pengendali lapangan,” ujar Anton.
Anton menjelaskan, jaringan ini telah beberapa kali beroperasi, termasuk kasus pada Juni 2025 ketika ED memerintahkan BN untuk membawa sabu dari Tawau, Malaysia.
“Sabu ini dipesan seseorang berinisial RY di Tarakan, yang masih memiliki hubungan keluarga dengan mertua ED,” ungkapnya.
BN kemudian membawa lima kilogram sabu menggunakan mobil rental dari Sungai Ular menuju Balikpapan, untuk diserahkan kepada istri RY.
Dari transaksi itu, RY memberikan upah Rp100 juta kepada ED untuk dibagi kepada para pelaku.
Pengiriman lainnya terjadi pada 23 Oktober 2025, saat ED kembali menerima sabu seberat satu kilogram yang dipesan RY dari seseorang bernama Hafis atau Paci di Tanjung Batu Laut, Malaysia.
ED lalu memerintahkan BN membawa sabu tersebut menggunakan speedboat reguler ke Tarakan. Namun upaya itu digagalkan setelah tim BNNP Kaltara bersama Bea Cukai Tarakan melakukan pemantauan di Pelabuhan Tengkayu I.
“Aparat berhasil menangkap kurir dan mengamankan barang bukti sebelum beredar lebih luas. Nama ED kembali muncul dari hasil pemeriksaan, sehingga kami melakukan penindakan lanjutan hingga akhirnya ED berhasil diamankan,” tutur Anton.
Ia menegaskan BNNK Nunukan akan terus memperkuat sinergi dengan BNNP Kaltara serta aparat kepabeanan untuk membongkar sisa jaringan yang masih berkaitan dengan ED maupun Boneng.
“Koordinasi menjadi hal yang sangat penting mengingat pola pergerakan para pelaku memanfaatkan wilayah perbatasan dan jalur laut,” tandasnya. (*)









