TABALONG, Headlinews.id – PT Pertamina EP (PEP) Tanjung Field menggelar pelatihan menjahit metode patchwork dan slashing bagi masyarakat Desa Masukau, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memberdayakan UMKM sekaligus mengurangi limbah tekstil di wilayah operasi.
Pelatihan selama empat hari, mulai 8 hingga 11 Juli 2025, diikuti oleh Kelompok Cetak Saring dan Jahit (CETAR) dan bertempat di Gedung Menjahit RT 06 Desa Masukau. Program ini mengajarkan keterampilan mengolah kain perca dan coverall bekas menjadi produk bernilai seperti tas, sarung bantal, dan dekorasi rumah yang artistik.
Field Manager PEP Tanjung Field, Charlie Parmonangan Nainggolan, menegaskan bahwa keberlanjutan bisnis perusahaan harus selaras dengan kemandirian masyarakat dan kelestarian lingkungan. “Kami berkomitmen menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui CSR yang mendukung pengembangan masyarakat serta pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya nomor 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Pelatihan ini juga memanfaatkan coverall bekas perusahaan sebagai bahan praktik, sebagai bentuk kepedulian terhadap pengembangan soft skill dan pengurangan limbah tekstil di lingkungan sekitar.
Ketua Kelompok CETAR, Lina Wati, menyampaikan apresiasi atas dukungan PEP Tanjung Field. “Terima kasih atas fasilitasi dan bantuan bahan pelatihan. Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan kami. Kami berharap dapat menjadi contoh dalam pengelolaan kain perca di Kecamatan Murung Pudak,” ujarnya.
Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mendukung pemberdayaan masyarakat serta pelestarian lingkungan. “Kami yakin masyarakat yang berdaya dan lingkungan lestari menjadi kunci keberlanjutan operasi hulu migas kami,” ujarnya.
Dony juga menyoroti penggunaan metode patchwork dan slashing yang diajarkan oleh Yuyun, pengajar dari SMK Negeri 1 Tanjung, sebagai cara kreatif dan ramah lingkungan dalam mengolah limbah tekstil menjadi produk baru bernilai ekonomis. Selain keterampilan teknis, pelatihan ini juga mengasah kemampuan kerja sama, komunikasi, dan pemecahan masalah dalam kelompok.
Program CSR CETAR dan pelatihan menjahit ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendorong pengembangan ekonomi lokal dan menciptakan peluang usaha baru yang mandiri, produktif, dan berdaya saing bagi masyarakat.