MALINAU, Headlinews.id – Dua batu giram berdiameter 10 meter dan 5 meter yang menghambat alur Sungai Bahau, Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau, berhasil diledakkan tim terpadu yang terdiri dari Kodim 0910/Malinau, Yonzipur 17/AD (Ananta Dharma), dan BPBD Kabupaten Malinau, Rabu (1/10/2025).
Aksi ini merupakan tahap kedua operasi peledakan batu sungai yang bertujuan memperlancar jalur transportasi air masyarakat pedalaman.
Sungai Bahau selama ini menjadi urat nadi transportasi utama bagi warga di Pujungan dan Bahau Hulu. Namun, derasnya arus serta banyaknya batu besar di jalur sungai kerap menimbulkan risiko kecelakaan.
Kondisi itu mendorong pemerintah daerah dan masyarakat melaporkan permasalahan kepada Pangdam VI/Mulawarman, yang kemudian menugaskan satuan jajaran TNI bersama BPBD melaksanakan operasi peledakan.
Sejak pagi hari, tim melaksanakan apel persiapan, pengecekan personel dan materiil, serta briefing teknis. Tim kemudian bergerak menggunakan longboat menuju lokasi, melakukan pengamatan kondisi arus, sekaligus membagi sektor kerja. Dua titik batu besar yang menjadi sasaran dilakukan pengeboran sebagai tempat pemasangan bahan peledak.
Proses peledakan dilakukan dengan pengamanan ketat. Jalur sungai ditutup sementara, sementara tim Kodim 0910/Malinau melakukan sterilisasi area sejauh 500 meter. Pada pukul 15.30 WITA, batu pertama berdiameter 10 meter berhasil diledakkan, disusul batu kedua berdiameter 5 meter pada pukul 16.00 WITA.
Dari hasil pemeriksaan, kedua batu sasaran berhasil dihancurkan hingga ke dasar sungai, membuka alur air yang semula terhambat. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan aman, tertib, dan tanpa menimbulkan kerugian maupun gangguan bagi masyarakat sekitar. Setelah memastikan hasil pekerjaan, tim kembali ke pos terpadu dalam keadaan lengkap.
Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha memberikan apresiasi atas pelaksanaan operasi ini.
“Upaya peledakan batu giram di Sungai Bahau ini bukan hanya tentang membuka jalur transportasi, tetapi juga bentuk nyata kepedulian TNI terhadap kebutuhan dasar masyarakat di daerah terpencil,” ujarnya.
Ia menegaskan, TNI berkomitmen hadir membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan terkait keselamatan, aksesibilitas, dan kesejahteraan rakyat.
“Keberadaan TNI adalah untuk rakyat, dan kami akan selalu hadir di tengah masyarakat,” tambahnya.
Kapendam VI/Mulawarman Kolonel Gatot Teguh Waluyo menyebut kegiatan ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
“Salah satu tugas pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah membantu pemerintah daerah, termasuk penanggulangan akibat bencana alam, pengungsian, serta bantuan kemanusiaan,” jelasnya.
Dengan terbukanya alur Sungai Bahau, mobilitas warga pedalaman diharapkan semakin lancar. Jalur transportasi air yang aman dan efisien diyakini dapat mendorong aktivitas ekonomi, sosial, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah hulu Malinau.
“Kegiatan ini sejalan dengan tugas TNI membantu pemerintah daerah, khususnya dalam operasi selain perang. Selain membuka jalur transportasi, kita juga hadir untuk menanggulangi dampak bencana dan memberikan bantuan kemanusiaan, sehingga masyarakat pedalaman bisa merasakan manfaat nyata dari kehadiran TNI,” tegas Kapendam. (*/saf)