BALIKPAPAN, Headlinews.id – Seiring bertambahnya jumlah sekolah baru dan fasilitas kesehatan yang terus dibangun di Balikpapan, kebutuhan akan tenaga pendidik dan tenaga medis semakin mendesak. Pemerintah Kota Balikpapan menegaskan, pembangunan fisik semata tidak akan cukup tanpa diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai. Karena itu, pemenuhan guru dan tenaga kesehatan ditempatkan sebagai prioritas utama.
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus, menekankan bahwa sektor pendidikan dan kesehatan adalah fondasi dari pembangunan daerah. Keduanya tidak bisa dipisahkan, sebab kualitas layanan publik sangat ditentukan oleh keberadaan tenaga profesional di lapangan.
“Sekarang ini yang kurang adalah tenaga guru. Dengan pembangunan sekolah, otomatis kebutuhan guru juga bertambah. Begitu pula dengan pembangunan rumah sakit dan puskesmas, tenaga dokter dan tenaga kesehatan menjadi sangat dibutuhkan,” ujarnya saat ditemui di Balai Kota, Jumat (3/10/2025).
Menurut Bagus, data terbaru menunjukkan hampir separuh lulusan SD di Balikpapan belum tertampung di SMP negeri, demikian pula lulusan SMP yang kesulitan masuk ke SMA/SMK negeri. Untuk menjawab persoalan itu, Pemkot Balikpapan berkomitmen membangun tiga hingga empat unit sekolah baru setiap tahun.
Namun, penambahan fasilitas pendidikan tentu saja harus diikuti dengan perekrutan guru baru. “Kalau sekolah ada, tapi gurunya tidak cukup, tentu kualitas belajar mengajar akan terhambat. Karena itu, kebutuhan guru harus segera dipenuhi,” tegasnya.
Langkah strategis pun sudah ditempuh pemerintah kota, yakni dengan mengajukan usulan formasi tambahan guru dan tenaga kesehatan kepada pemerintah pusat. Hal ini mengingat kewenangan perekrutan aparatur sipil negara, baik CPNS maupun PPPK, berada pada Kementerian PANRB.
“Kita minta ada formasi PPPK, bahkan untuk paruh waktu pun kita mendorong adanya kontrak independen. Mudah-mudahan tahun depan atau beberapa bulan ke depan bisa dibuka penerimaan baru, khususnya untuk guru dan tenaga kesehatan,” jelas Bagus.
Ia menambahkan, perhatian yang sama juga diberikan untuk sektor kesehatan. Kehadiran rumah sakit baru, serta peningkatan layanan puskesmas di sejumlah kecamatan, membutuhkan dukungan tenaga medis yang mumpuni.
“Masyarakat yang datang ke puskesmas atau rumah sakit bisa langsung mendapatkan pelayanan maksimal, tanpa terkendala kekurangan dokter atau tenaga kesehatan. Karena itu perekrutan ini mendesak,” katanya.
Selain mengandalkan penerimaan aparatur melalui jalur resmi pemerintah pusat, Bagus juga membuka peluang kolaborasi dengan sektor swasta. Ia menilai, kehadiran sekolah swasta maupun rumah sakit swasta sangat membantu meringankan beban pemerintah.
“Untuk sekolah swasta, kita sudah ada program subsidi SPP di 13 SMP swasta, dan ke depan kita juga dorong agar kualitas gurunya meningkat. Jadi pemerataan layanan bisa lebih cepat tercapai,” paparnya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa komitmen terhadap pendidikan dan kesehatan tidak akan berubah, meski terjadi dinamika pada sisi pendapatan daerah. Program prioritas, menurutnya, harus tetap menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
“Yang bersentuhan langsung dengan masyarakat tetap menjadi prioritas utama. Pendidikan dan kesehatan itu urusan dasar, tidak boleh dikurangi meskipun anggaran daerah berubah,” ungkapnya.
Bagus pun optimistis bahwa dengan dukungan pemerintah pusat serta kolaborasi seluruh pihak, Balikpapan dapat mengatasi keterbatasan tenaga guru dan tenaga kesehatan secara bertahap.
“Kalau semua bergerak bersama, kita bisa mewujudkan Balikpapan yang unggul dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan. Ini juga bagian dari upaya kita menyiapkan generasi emas 2045,” pungkasnya. (*/oc)