BALIKPAPAN,Headlinews.id – Pemerintah Kota Balikpapan resmi meluncurkan Gerakan Bersama Posyandu Berantas Stunting (GEMPUR STUNTING) di Taman Bekapai, Sabtu (24/5/2025).
Program ini merupakan langkah strategis untuk menurunkan angka stunting di Balikpapan melalui pendekatan berbasis komunitas.
“Kita ingin memastikan program ini menyentuh langsung masyarakat, tidak hanya menjadi seremoni,” ujar dr Andi Sri Juliarty, Asisten III Setda Kota Balikpapan, dalam sambutannya.
Program ini mencakup pemeriksaan kesehatan ibu hamil, pemberian vitamin anak, senam bersama, serta deklarasi komitmen bersama dalam penanggulangan stunting.
Terdapat 17 lokasi penanganan stunting yang menjadi fokus intervensi tahun ini. Pemerintah juga menggandeng TP PKK, posyandu, dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program.
Salah satu terobosan baru adalah penetapan Ketua RT sebagai orang tua asuh bagi balita stunting, guna memperkuat pengawasan dan pendampingan anak secara langsung di lingkungan tempat tinggal.
Dalam peluncuran GEMPUR STUNTING, dilakukan tiga langkah konkret, yakni Penandatanganan MoU antara TP PKK dan Dinas Kesehatan sebagai wujud sinergi berkelanjutan dan terarah dalam penanganan stunting.
Kemudian, penunjukan Ketua RT sebagai orang tua asuh balita stunting, guna memperkuat pengawasan dan pendampingan anak secara langsung di lingkungan tempat tinggal.
Dan ketiga dengan pemberian Sembako kepada ibu hamil dan balita, selama masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai dukungan gizi.
“Stunting bukan sekadar isu kesehatan, tapi juga tantangan pembangunan manusia. Jika kita bersatu, Insya Allah Balikpapan bisa bebas stunting,” tegas dr Dio, sapaan akrab dr Andi Sri Juliarty.
Angka prevalensi stunting di Balikpapan mengalami kenaikan sejak 2023 mencapai angka 21,6 persen. Pada Oktober 2024, angka stunting di Balikpapan mencapai 14,68 persen, meningkat dari September 2024 sebesar 13,8 persen.
“Pemerintah Kota Balikpapan telah menyusun 13 program unggulan untuk menangani permasalahan stunting, termasuk edukasi gizi dan kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon pengantin,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, Target prevalensi stunting di Balikpapan sebesar 17,6 persen pada 2025 dan menurun menjadi 15,6 persen pada 2026. Pemerintah Kota Balikpapan juga menetapkan target kunjungan bayi dan balita ke posyandu sebesar 95 persen.
Pihaknya sekaligus berkomitmen untuk menekan angka stunting melalui berbagai program, termasuk edukasi remaja putri untuk konsumsi tablet tambah darah (TTD) dan pemberian bantuan tunai bersyarat dan pangan nontunai kepada puskesmas.
“Kita pastikan gerakan ini tidak berhenti sebagai seremoni, tapi menjadi budaya baru: budaya peduli tumbuh kembang anak,” tandasnya. (oc)