JAKARTA, Headlinews.id — Pj Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Utara, Dr. Bustan, SE., M.Si, menegaskan bahwa percepatan pelepasan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) transmigrasi menjadi kebutuhan mendesak dalam mendukung pembangunan Sekolah Rakyat di Kabupaten Bulungan.
Hal itu ia sampaikan usai mengikuti audiensi dan rapat bersama Direktur Perencanaan Perwujudan Kawasan Transmigrasi (P2KT), La Ode Muhajirin, S.IP., M.Si., yang dibuka Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Ingkong Ala, S.E., M.Si., berlangsung di Ruang Rapat Ditjen PPKTrans, Gedung C Lantai 2 Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Bustan mengatakan, pemerintah provinsi membawa dua usulan lokasi yang memerlukan percepatan pelepasan HPL dari Kementranstrans, yakni di Kecamatan Tanjung Palas Tengah dan Tanjung Palas Timur.
Menurutnya, kedua wilayah tersebut merupakan prioritas karena berdekatan dengan permukiman transmigrasi namun masih kekurangan fasilitas pendidikan, sehingga pembangunan Sekolah Rakyat dinilai penting untuk membuka akses pendidikan yang lebih merata.
“Kami membawa kebutuhan yang sangat riil, terutama terkait dua titik lokasi yang memang berada dalam kawasan HPL transmigrasi. Tanpa pelepasan ini, proses pembangunan sekolah tidak dapat berjalan. Maka kami mendorong agar percepatan bisa dilakukan,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Bustan juga memaparkan data anak tidak sekolah (ATS) serta tantangan akses pendidikan di sejumlah wilayah Bulungan yang menjadi dasar urgensi pengadaan Sekolah Rakyat.
Ia menyebutkan Pemprov Kaltara tidak ingin perda pendidikan daerah hanya menjadi dokumen regulatif tanpa progres di lapangan. Menurutnya, tindak lanjut konkret melalui penyediaan lahan menjadi salah satu solusi.
“Kita tidak ingin agenda perencanaan hanya berhenti pada rapat-rapat. Ada kebutuhan lapangan yang harus direspons cepat, terutama karena sekolah ini ditujukan untuk menjangkau anak-anak yang hari ini belum bisa mengenyam pendidikan formal,” jelas Bustan.
Ia menambahkan proses koordinasi lintas kementerian dan pemerintah daerah masih perlu dirapikan, terutama terkait kesesuaian peta bidang, legalitas lahan, dan dokumen teknis yang menjadi syarat pelepasan HPL.
Bustan mengakui sejumlah dokumen telah disiapkan, namun tetap membutuhkan verifikasi detail dari pihak kementerian.
“Dalam rapat tadi kami juga mendapatkan masukan teknis yang harus segera kami lengkapi. Prinsipnya, pemerintah provinsi sangat siap. Begitu kementerian membuka ruang percepatan, kami akan langsung mengonsolidasikan data dengan pemerintah kabupaten,” katanya.
Bustan menyampaikan apresiasi terhadap respons Direktur P2KT yang menurutnya cukup terbuka terhadap usulan Pemprov Kaltara. Ia menilai dukungan pusat menjadi penting untuk memastikan langkah pembangunan pendidikan di kawasan transmigrasi berjalan tanpa hambatan administratif berkepanjangan.
“Tadi kami merasa ada semangat yang sama, bahwa pendidikan ini perlu segera dijawab kebutuhannya. Kami berharap setelah audiensi ini, proses teknis bisa dipercepat agar pembangunan Sekolah Rakyat dapat dimulai tahun depan,” ucapnya.
Menurut Bustan, Pemprov Kaltara juga sekaligus menjajaki peluang kerja sama lanjutan dengan Kementrans, termasuk pengembangan kawasan transmigrasi yang terhubung dengan pusat layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Hal ini sejalan dengan strategi pembangunan wilayah yang ingin ditata lebih terintegrasi.
“Kami mendorong pendekatan yang tidak parsial. Kalau kawasan transmigrasi ingin tumbuh, fasilitas dasarnya juga harus dipenuhi. Sekolah Rakyat menjadi pintu awal untuk memastikan anak-anak di kawasan itu punya kesempatan yang sama,” katanya menegaskan.
Bustan memastikan setelah kembali ke daerah, pihaknya akan segera mengadakan rapat lintas OPD untuk menindaklanjuti poin-poin teknis yang diminta oleh kementerian, termasuk finalisasi peta bidang dan rekomendasi kabupaten.
Ia menargetkan seluruh dokumen sudah lengkap sebelum batas waktu pengajuan percepatan HPL yang ditentukan Ditjen PPKTrans.
“Sesudah dari sini, kami langsung bergerak. Ini bukan hanya soal bangunan sekolah, tetapi tentang masa depan anak-anak kita. Karena itu, setiap proses yang bisa dipercepat, akan kita percepat,” pungkasnya.(*)











