TANJUNG SELOR, Headlinews.id– Potensi ekowisata bahari Kabupaten Bulungan, Provinsi kaltara akhirnya dilirik dunia internasional.
Tim Global Green Growwth Institute (GGGI) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan akan berkolaborasi mengembangkan ekowisata bahari di wilayah Pesisir Siandau, Desa Liagu Kecamatan Sekatak, Bulungan.
Belum lama ini, Bupati Bulungan, Syarwani, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) dan jajaran kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menerima kunjungan dan pemaparan dari tim GGGI.
Pemaran itu terkait program Nature-Based Solution (Nbs) for Climate-Smart Livelihoods in Mangrove Landscapes (NASCLIM) dan rencana strategi dalam upaya pembinaan masyarakat di Dusun Siandau.
Sebelum melaksanakan pemaparan didepan Bupati, Sekda serta OPD dilingkup Pemkab Bulungan, GGGI telah melaksanakan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan selama dua bulan di kawasan Siandau.
“Pertemuan ini fokus pada pemberdayaan masyarakat pesisir khususnya di wilayah Siandau, Liagu, Antal dan sebagian wilayah Desa Sekatak. Saya sangat berterimaksih kepada teman-teman GGGI yang menyampaikan paparan dan melakukan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat selama 2 bulan dalam bentuk pelatihan,” kata bupati.
Bupati menjelaskan, potensi perikanan di Kabupaten Bulungan cukup melimpah untuk dikembangkan. Terutama produk yang dihasilkan petambak dan nelayan di kawasan pesisir, dapat dikembangkan dengan tujuan meningkatkan nilai ekonomis.
“Semisal produk ikan abon yang memang menjadi produk khas didaerah asli Siandau. Makanya kita harap, pembinaan tidak hanya dilakukan untuk menjual bahan baku, namun bagaimana bahan baku itu dapat di olah agar bisa meningkatkan nilai ekonomisnya,” jelas Syarwani.
Bupati berharap, kedepan dengan kerjasama antara Pemda Bulungan dan pihak GGGI dapat menjadikan pesisir Siandau menjadi pilot project (percontohan) kawasan ekowisata bahari.
“Misalkan orang ingin menikmati suasana kampung nelayan bisa di kampung Siandau, yang dilengkapi dengan kuliner khas hasil tangkapan nelayan Siandau,” imbuhnya.
Diakui Syarwani, berbagai tantangan dihadapi dalam pengembangan kawasan pesisir di Bumi Tenguyun. Diantaranya adalah ketersediaan air bersih, sumber listrik yang masih kurang memadai serta kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) serta gas untuk masyarakat.
Kondisi itu juga, kata Syarwani telah disampaikan kepada tim GGGI mengenai kondisi kawasan pesisir Siandau.
“Makanya saya sudah perintahkan Disperindagkop untuk menghitung kebutuhan riil masyarakat, untuk diperjuangkan penambahan kuota,” ujarnya.
GGGI merupakan salah satu mitra strategis daerah sehingga program pembinaan yang dilakukan diluar tanggungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Soal pengembangan ekowisata bahari Siandau, lanjut bupati, akan dilakukan sharing atau berbagi. Artinya, ada biaya yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan ada juga biaya yang menjadi tanggung jawab daripada GGGI.
“Kita berharap dengan kolaborasi ini ada pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat,” tutupnya. (adv/rn)